Pertimbangan Mengizinkan Anak Pakai Kosmetik Meski Ada Produk Makeup Kid-Friendly

Arintha Widya - Rabu, 14 Mei 2025
Pertimbangan sebelum anak pakai makeup kid-friendly.
Pertimbangan sebelum anak pakai makeup kid-friendly. Gins Wang

Parapuan.co - Banyak dari kita mungkin masih mengingat betapa menyenangkannya bermain dengan lip gloss berkilau atau eyeshadow warna-warni saat kecil. Bagi sebagian anak, makeup adalah bentuk permainan dan eksplorasi identitas.

Namun, di era sekarang, makeup untuk anak bukan hanya mainan. Produk kosmetik kid-friendly bahkan semakin mudah ditemukan di pasaran. Hal ini dapat memunculkan dilema baru bagi para orang tua, tentang perlu atau tidaknya mengizinkan anak memakai kosmetik sejak dini.

Bukan untuk sehari-hari, melainkan bisa saja untuk dipakai ketika ada acara tertentu atau kegiatan khusus anak seperti lomba, perpisahan sekolah, dan sebagainya. Apapun pilihanmu, berikut informasi yang bisa jadi pertimbangan sebelum memakaian kosmetik kid-friendly pada anak seperti melansir The Every Mom!

Antara Main Peran dan Tekanan Sosial

Makeup bagi anak biasanya dimulai dari rasa ingin tahu dan bermain peran—meniru ibu, berdandan untuk Halloween, atau mengikuti pesta bertema. Namun, menurut Cassandra Bankson, ahli makeup dan skincare dengan pengalaman hampir dua dekade, perubahan terjadi ketika makeup bukan lagi untuk bermain, tetapi untuk menutupi rasa tidak percaya diri atau demi diterima oleh lingkungan sosial.

"Peralihan dari eksplorasi polos menuju tekanan standar kecantikan kini terjadi lebih awal," ujar Cassandra Bankson. Fenomena semacam ini terjadi di banyak wilayah, seperti maraknya "Sephora kids".

Fenomena "Sephora kids" merujuk pada anak-anak usia praremaja yang membanjiri toko makeup demi mencoba produk dewasa. Ini menunjukkan bahwa batas antara hiburan dan ekspektasi mulai kabur. Hal ini mendorong banyak pihak mempertanyakan, kapan waktu yang tepat anak mulai memakai makeup?

Tidak Ada Usia Pasti, Tapi Ada Pertimbangan Matang

Menurut Cassandra Bankson, tidak ada usia yang benar-benar ideal untuk mulai menggunakan makeup. Yang lebih penting adalah memahami motivasi di balik keinginan anak memakai makeup, apakah karena kreativitas atau karena merasa kurang percaya diri.

Baca Juga: Menarik! Gaya Makeup Natural Tetap Diminati Perempuan di Tahun 2024

Cassandra menambahkan, kematangan emosional lebih penting daripada angka usia anak. "Seorang anak berusia 4 tahun memakai bulu mata palsu dan lipstik merah terang jelas kurang tepat, kecuali untuk acara khusus seperti pertunjukan," ujarnya.

Namun, jika anak memiliki kondisi kulit seperti tanda lahir dan mengalami perundungan, makeup bisa menjadi sarana untuk meningkatkan rasa percaya diri.

Makeup sebagai Bentuk Ekspresi Diri

Cassandra Bankson menekankan bahwa makeup bisa menjadi bagian dari eksplorasi jati diri. "Alih-alih menganggapnya sekadar makeup, anggaplah itu sebagai bentuk eksplorasi identitas," katanya.

Anak mungkin mencoba gaya girly, gothic, atau preppy hanya untuk mengetahui mana yang cocok dengan kepribadian mereka.

Peran Orang Tua: Mendukung dengan Bijak

Orang tua sering kali tergoda melarang anak memakai makeup karena dianggap belum waktunya. Namun, Cassandra menyarankan pendekatan yang lebih empatik, misalnya mengajukan pertanyaan untuk memahami motivasi anak.

"Kenapa kamu tertarik memakai makeup?" atau "Dari mana kamu belajar tentang produk ini?" bisa membuka ruang dialog yang sehat. Jika anak menjawab bahwa makeup membuat mereka merasa cantik, hindari menghakimi.

Lebih baik lanjutkan pertanyaan seperti, "Kenapa merasa cantik penting untukmu?" Karena, bisa jadi mereka merasa lebih percaya diri saat bersosialisasi, atau mungkin sedang menghadapi tekanan sosial.

Baca Juga: 3 Rekomendasi Skincare Anak di Lazada untuk Atasi Biang Keringat

Cassandra menambahkan, "Kalau kamu sendiri memakai makeup, bersiaplah menjelaskan alasanmu menggunakannya. Motivasimu bisa memengaruhi cara pandang anak terhadap makeup, meskipun kamu tidak menyadarinya.”

Menetapkan Batasan yang Sehat

Jika anak mulai menggunakan makeup secara berlebihan, pendekatan lembut tetap menjadi kunci. Cassandra Bankson menyebutkan agar orang tua mengajak anak berdiskusi secara terbuka melalui pertanyaan-pertanyaan seperti:

"Apakah mereka sedang meniru influencer, atau hanya sekadar mencoba warna favorit?" Jika makeup digunakan sebagai “tameng” untuk menutupi rasa tidak aman, ajak anak berbicara tentang apa yang mereka rasakan.

Cassandra juga memberikan beberapa saran praktis berikut ini:

  • Tetapkan kapan dan di mana anak boleh memakai makeup, misalnya di rumah saat akhir pekan.
  • Tonton video tutorial bersama dan diskusikan gaya makeup yang cocok untuk usianya.
  • Dorong anak untuk tetap mengekspresikan diri, tetapi tidak bergantung pada makeup untuk merasa dihargai.

"Anak perlu tahu bahwa dunia tidak memberi perlakuan istimewa hanya karena penampilan mereka," tegas Cassandra Bankson.

Dalam hal ini, media sosial memegang peran besar terkait meningkatnya minat anak terhadap makeup. Di sisi positif, platform seperti YouTube atau TikTok bisa membantu anak mengasah kreativitas, belajar mengatur anggaran, dan membentuk komunitas. Tapi, di sisi lain, eksposur berlebihan terhadap konten dewasa dan standar kecantikan yang tidak realistis bisa menimbulkan tekanan psikologis.

Keputusan memperbolehkan anak memakai makeup sebaiknya bukan semata soal usia, melainkan didasarkan pada pemahaman emosional, tujuan penggunaannya, dan komunikasi terbuka dengan anak. Produk makeup ramah anak (kid-friendly) memang banyak tersedia, tetapi bukan berarti kita melepas kendali begitu saja.

Orang tua tetap memegang peran penting untuk membimbing anak agar menggunakan makeup sebagai bentuk eksplorasi yang sehat, bukan sebagai penyangga kepercayaan diri.

Seperti kata Cassandra Bankson, "Yang terpenting bukan seberapa banyak makeup yang mereka pakai, tapi bagaimana perasaan mereka terhadap diri mereka sendiri saat memakainya."

Baca Juga: Rekomendasi Skincare Anak Murah, Ada Diskon Tambahan saat Promo Belanja 9.9

(*)

Sumber: The Every Mom
Penulis:
Editor: Arintha Widya