Parapuan.co - Mantan kekasih rapper ternama Sean “Diddy” Combs alias P Diddy, Casandra “Cassie” Ventura, mengungkapkan kisah kelam tentang kekerasan fisik dan emosional yang ia alami selama menjalin hubungan asmara dengan sang musisi. Pengakuan Cassie disampaikan secara terbuka dalam sidang kasus perdagangan seks yang kini menjerat P Diddy di Amerika Serikat.
Cassie, yang kini berusia 38 tahun dan tengah hamil anak ketiganya, menjadi saksi kunci dalam kasus tersebut. Ia memulai kesaksiannya dengan menceritakan awal pertemuan dengan Diddy saat ia masih berusia 19 tahun dan sedang merintis karier sebagai penyanyi.
Mengutip BBC, Diddy yang saat itu berusia 37 tahun, kemudian menjadikan Cassie sebagai artis di label musik miliknya. Dari sanalah hubungan profesional mereka berubah menjadi hubungan personal.
"Aku jatuh cinta padanya, seorang pengusaha dan musisi yang tampak luar biasa," kenang Cassie di pengadilan. Namun, cinta itu dengan cepat berubah menjadi jerat kekerasan dan kendali penuh atas hidupnya.
"Kontrol adalah segalanya, dari cara aku berpakaian sampai pekerjaan apa yang aku lakukan," ungkap Cassie.
Ia mengatakan bahwa P Diddy membiayai seluruh kebutuhannya, termasuk rumah, mobil, dan ponsel. Namun, semua itu dijadikan alat kendali. Ketika Cassie dianggap membuat kesalahan, Diddy akan mengambil alih benda-benda tersebut sebagai hukuman.
Yang paling mencengangkan, Cassie menyebutkan bahwa kekerasan fisik menjadi bagian dari kehidupannya selama menjalin hubungan dengan Diddy. Ia kerap mengalami pemukulan, tendangan, dan serangan brutal lainnya.
"Dia membenturkan kepalaku, menjatuhkanku, menyeretku, dan menendangku," ujarnya sambil menangis. Cassie mengaku pernah mengalami lebam di mata, bibir bengkak, dan benjolan di kepala akibat kekerasan tersebut.
Freak-Offs, Seks yang Memalukan dan Penuh Paksaan
Baca Juga: Menyorot Kasus P Diddy, Ini Ciri Laki-Laki yang Berpotensi Lakukan Kekerasan Seksual
Salah satu aspek paling disturbing dalam kesaksian Cassie adalah tentang pengalaman seksual yang ia sebut sebagai "freak-offs", yang mengarah pada praktik seksual yang melibatkan Cassie dengan pria penghibur atau penari telanjang, sementara Diddy hanya menonton.
Cassie mengaku bahwa awalnya ia melakukannya demi menyenangkan sang kekasih. Namun seiring waktu, ia merasa sangat terhina dan hancur secara emosional.
"Aku merasa sangat buruk tentang diriku sendiri," ucap Cassie sambil menyeka air mata. "Itu membuatku merasa tak berharga."
Cassie juga mengungkapkan bahwa ia tidak pernah ingin berhubungan seks dengan siapa pun selain Diddy, namun merasa terpaksa. Untuk mengatasi trauma, ia mengaku mengonsumsi berbagai jenis obat-obatan seperti ganja, ekstasi, dan ketamin demi bisa "terlepas dari kenyataan".
"Itu caraku agar tidak merasakan apa yang sebenarnya terjadi—berhubungan seks dengan orang asing yang sebenarnya tak aku inginkan," imbuh Cassie lagi dalam pengakuannya.
Dalam kesaksiannya, Cassie juga menjelaskan bahwa Diddy sering menyuruhnya memilih pria-pria tersebut, bahkan saat mereka sedang liburan ke kota-kota besar seperti New York, Los Angeles, Ibiza, dan Las Vegas. Ia diminta berpura-pura bahwa para pria itu adalah "karyawan baru" agar bisa dibiayai dan diatur keberangkatannya.
Cassie juga mengatakan bahwa dalam setiap pertemuan seksual itu, Diddy mengatur segalanya, dari pakaian dan sepatu hak tinggi yang harus ia kenakan selama berjam-jam, pencahayaan ruangan, hingga seluruh rangkaian tindakan seksual yang harus dilakukan.
"Kalau Sean menginginkan sesuatu terjadi, maka itulah yang akan terjadi," ujarnya tegas. "Aku tak bisa bilang tidak."
Cassie menuturkan pula bahwa meski ia beberapa kali mencoba mengatakan bahwa dirinya merasa “sangat buruk”, Diddy tak pernah benar-benar mendengarkan. Sebaliknya, ia merasa harus terus menurut agar tidak menimbulkan kemarahan atau merusak hubungan mereka.
Baca Juga: Kasus P Diddy-Cassie Ventura, Kenapa Perempuan Sulit untuk Speak Up?
Kasus ini menjadi pengingat betapa kekerasan dalam pacaran dapat menyamar dalam bentuk yang sangat manipulatif, mulai dari ketergantungan finansial, pengendalian psikologis, hingga paksaan seksual. Kesaksian Cassie membuka tabir sisi gelap dari relasi yang tampak glamor di permukaan, tetapi menyimpan luka dan trauma mendalam.
Sementara itu, Sean “Diddy” Combs membantah semua tuduhan dan menyatakan tidak bersalah atas dakwaan konspirasi pemerasan, perdagangan seks, serta transportasi untuk prostitusi. Persidangan masih terus berlangsung dan publik menantikan langkah hukum selanjutnya.
Jika Kawan Puan atau seseorang yang kamu kenal mengalami kekerasan dalam hubungan, jangan ragu untuk segera mencari bantuan dengan bercerita ke orang-orang terdekat dan terpercaya. Kamu tidak sendiri!
(*)