Perayaan Waisak Identik dengan Menerbangkan Lampion, Ini Maknanya

Saras Bening Sumunar - Minggu, 11 Mei 2025
Menerbangkan lampion saat Waisak.
Menerbangkan lampion saat Waisak. pat138241

Parapuan.co - Esok, Kawan Puan yang beragama Buddha akan merayakan Hari Raya Waisak. Di Indonesia sendiri, perayaan Hari Raya Waisak umumnya disertai dengan kegiatan melepas lampion.

Acara pelepasan lampion ini bahkan rutin diadakan di Candi Borobudur, Jawa Tengah. Bukan hanya umat beragama Buddha, pelepasan lampion juga bisa diikuti oleh masyarakat yang membayar tiket.

Lampion yang menyala ini diterbangkan di tengah gelapnya langit malam. Lantas, apa sebenarnya makna penerbangan lampion saat Hari Raya Waisak? Merangkum dari laman Boboberikut ulasan lengkapnya untuk kamu!

Makna Menerbangkan Lampion Saat Hari Raya Waisak

Bukan sekedar menambah keindahan langit malam, penerbangan lampion saat Hari Raya Waisak ini ternyata memiliki makna yang cukup mendalam lho, Kawan Puan. 

Bagi umat Buddha, api diartikan sebagai semangat dalam diri manusia dalam menjalani kehidupan dan mengharapkan petunjuk. Oleh karena itu, api menjadi unsur yang sangat penting dalam perayaan Waisak dan di setiap lampion.

Lebih dalam lagi, pelepasan lampion menjadi simbol yang sakral untuk melepaskan hal-hal yang bersifat negatif di dalam diri setiap umat Buddha. Setiap lampion yang diterbangkan saat perayaan Waisak juga berisikan doa dan harapan bagi setiap umat Buddha.

Itulah mengapa sebelum diterbangkan, masyarakat umat Buddha bisa menuliskan dan harapannya di lampion yang akan dilepaskan. Sedangkan ketika lampion diterbangkan, harapannya doa-doa yang dipanjatkan menjadi cepat terkabul dan terwujud karena dekat dengan langit.

Kegiatan festival lampion dengan menerbangkannya ke langit malam ini terbagi menjadi beberapa acara, yakni:

Baca Juga: Rekomendasi Hotel Dekat Candi Borobudur untuk Liburan Waisak

1. Menuliskan doa di kertas yang sudah disediakan oleh panitia.

2. Mengikuti prosesi doa bersama.

3. Penerbangan lampion secara bersamaan.

Sebagai informasi, penerbangan lampion yang dilakukan di Candi Borobudur ini dilakukan secara beregu. Artinya, satu lampion untuk beberapa orang.

Untuk Kawan Puan ketahui, lampion yang digunakan terbuat dari tisu. Oleh karena itu, lampion tersebut akan hancur menjadi abu setelah terbakar habis.

Kawan Puan, kegiatan pelepasan lampion ini menjadi puncak acara dari rangkaian Tri Suci Waisak. Ini adalah peristiwa suci yang terjadi pada Buddha Gautama, yakni kelahiran, pencerahan sempurna, dan kemangkatan.

Acara Berpusat di Candi Borobudur

Seperti beberapa tahun sebelumnya, perayaan Waisak dipusatkan di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Hal ini lantaran Candi Borobudur memang dianggap sebagai tempat yang sakral bagi seluruh umat Buddha.

Tahun 1937, Hari Raya Waisak mulai dilaksanakan di Candi Borobudur dan hanya diikuti oleh umat Buddha di sekitar candi. Baru di tahun 1953, Hari Raya Waisak dirayakan secara nasional di Candi Borobudur.

Saat itu, perayaan Waisak nasional pertama di Candi Borobudur ini dihadiri oleh duta-duta besar Asia Tenggara. Sejak saat itulah, setiap tahunnya perayaan Hari Raya Waisak di Indonesia terus diselenggarakan di Candi Borobudur.

Baca Juga: Perayaan Waisak, Berikut 3 Makanan Khas Magelang yang Wajib Kamu Coba

(*)

Sumber: bobo
Penulis:
Editor: Citra Narada Putri