Film Mungkin Kita Perlu Waktu, Gambarkan Realitas Trauma Keluarga

Tim Parapuan - Rabu, 7 Mei 2025

Ine juga merepresentasikan banyak perempuan yang memilih untuk diam meski sedang hancur, karena merasa harus kuat demi orang lain.

Film ini menunjukkan bahwa luka emosional yang tidak dibicarakan bukan hanya tidak sembuh, tapi bisa diwariskan ke generasi selanjutnya. 

 

Tak hanya dari sudut pandang perempuan, film ini juga memberi ruang pada narasi laki-laki yang tak kalah penting. Karakter Restu, sang ayah, diperankan oleh Lukman Sardi, menunjukkan bahwa menjadi ayah bukan berarti harus selalu tegar.

Justru, keberanian mengakui kerapuhan dan meminta bantuan adalah bentuk maskulinitas yang sehat.

Salah satu kekuatan film ini adalah keberaniannya mengangkat isu kesehatan mental dalam keluarga Indonesia. Bima Azriel dan Tissa Biani (pemeran Aleiqa, teman Ombak) melakukan riset intensif demi memahami bagaimana karakter mereka memproses trauma dan gangguan psikologis.

Tak hanya itu, film ini juga menyoroti keadaan keluarga di Indoensia yang enggan untuk terbuka satu sama lain. Padahal keterbukaan bisa membantu menghilangkan trauma yang ada.

Melalui gaya penceritaan yang tenang dan sinematik, Mungkin Kita Perlu Waktu menyampaikan emosinya tanpa perlu berteriak.

Film ini semakin lengkap dengan kehadiran soundtrack dari Ardhito Pramono dan Sheila Dara Aisha yang lirih sekaligus menghanyutkan, pengalaman menonton film ini menjadi personal.

Baca Juga: Pemicu Individu Lakukan Self-Harm dan Kaitannya dengan Kesehatan Mental

Seperti judulnya, film ini menyadarkan bahwa waktu memang penting, tapi terkadang waktu tidak cukup. Kawan Puan juga perlu keberanian untuk menyuarakan luka, memaafkan diri sendiri, dan memeluk kesedihan yang tak bisa dihindari.

Film Mungkin Kita Perlu Waktu tayang mulai 15 Mei 2025 di bioskop seluruh Indonesia. Ikuti juga informasi terbaru seputar film ini di Instagram @kathanika.films @adhyapictures @karuna_pictures.


(*)

Celine Night