Makanan Ultra-Proses Dikaitkan dengan Risiko Kematian Dini, Ini yang Perlu Kamu Ketahui

Arintha Widya - Sabtu, 3 Mei 2025
Bahaya makanan ultra-proses atau ultra-processed foods dan risiko kematian dini.
Bahaya makanan ultra-proses atau ultra-processed foods dan risiko kematian dini. wildpixel

Parapuan.co - Kawan Puan, mengurangi camilan manis dan makanan kemasan bisa menjadi salah satu langkah penting untuk hidup lebih lama dan sehat. Sebuah studi terbaru yang diterbitkan di American Journal of Preventive Medicine menunjukkan, setiap kenaikan 10% konsumsi makanan ultra-proses (ultra-processed foods) berkaitan dengan peningkatan 2,7% risiko kematian dini.

Hasil ini semakin mengkhawatirkan jika melihat data yang menunjukkan sekitar 70% pasokan makanan di Amerika Serikat tergolong dalam kategori ini. Meski studi dilakukan di delapan negara, termasuk Amerika Serikat, Inggris, Australia, Brazil, Kanada, Cile, Kolombia, dan Meksiko, temuan ini relevan bagi masyarakat di berbagai belahan dunia—termasuk Indonesia, di mana konsumsi makanan kemasan dan instan juga terus meningkat.

Untuk itu, penting mengetahui jenis-jenis makanan ultra-proses dan bahayanya, serta kaitannya dengan risiko kematian dini. Berikut ini informasi lengkapnya sebagaimana dirangkum dari Real Simple!

Apa Itu Makanan Ultra-Proses?

Makanan ultra-proses adalah produk hasil industri yang melalui banyak tahap pengolahan sebelum sampai di meja makan. Contohnya meliputi nugget ayam, permen, minuman bersoda, serta aneka camilan dalam kemasan.

Menurut Grace Derocha, ahli gizi dan juru bicara Academy of Nutrition and Dietetics, makanan ini biasanya mengandung banyak zat tambahan seperti pengawet, pemanis, pewarna, dan pengemulsi. "Jenis makanan ini cenderung tinggi gula tambahan, lemak tidak sehat, dan garam, namun rendah nutrisi esensial dan serat," ujar Derocha.

Selain itu, makanan ultra-proses memang dirancang agar sangat menggugah selera—membuat orang sulit berhenti mengonsumsinya. Derocha menambahkan, makanan seperti ini bisa mengacaukan sinyal alami rasa lapar dan kenyang, sehingga berisiko menyebabkan makan berlebihan.

Temuan Studi: Konsumsi Makanan Ultra-Proses dan Kematian Dini

Studi ini merupakan meta-analisis yang melibatkan hampir 240 ribu peserta usia 30 hingga 69 tahun di delapan negara. Hasilnya menunjukkan, setiap kenaikan 10% konsumsi makanan ultra-proses dalam total asupan kalori harian, berhubungan dengan kenaikan risiko kematian akibat berbagai penyebab sebesar 2,7%.

Baca Juga: 5 Makanan Ini Cocok Dikonsumsi Perempuan yang Menerapkan Clean Eating

Sumber: Real Simple
Penulis:
Editor: Arintha Widya