"Saat saya dipercaya untuk menyesuaikan jam kerja dan merawat diri, justru saya kembali bekerja dengan lebih fokus dan efektif," jelasnya.
Kemampuan multitasking, manajemen waktu, empati, dan ketangguhan emosional yang terasah saat membesarkan anak terbukti berdampak positif pada performa kerja.
Hukuman Sosial terhadap Ibu Masih Ada
Daizha juga menyoroti fenomena mom penalty atau hukuman sosial terhadap ibu, baik yang disadari maupun tidak. Ia menjelaskan bahwa anggapan ibu bekerja kurang berkomitmen masih kerap muncul, mulai dari tatapan saat pulang lebih awal hingga kesempatan promosi yang terlewatkan.
"Bias ini tidak selalu berasal dari niat buruk, tapi dampaknya nyata. Kita perlu membangun budaya kerja yang lebih adil dan inklusif bagi orang tua," kata Daizha lagi.
Tumbuh Bersama Meski Jalan Berbeda
Daizha berharap perusahaan dan para pemimpin memberikan ruang bagi karyawan untuk berkembang, meski jalannya berbeda-beda. Ia meyakini kolaborasi akan lebih kuat jika setiap individu diberi kesempatan menyeimbangkan peran profesional dan pribadi.
"Kita semua ingin bangga dengan pekerjaan kita dan menjadi manusia seutuhnya. Versi berkembang saya sebagai ibu mungkin berbeda, tapi tetap penuh dan bermakna," pungkasnya.
Semoga informasi dalam artikel ini menjadi pengingat bahwa dengan komunikasi yang baik, fleksibilitas, dan empati, ibu bekerja dapat berkontribusi optimal sekaligus menjalankan peran keluarga dengan seimbang.
Baca Juga: 5 Cara Menghadapi Rasa Bersalah yang Kerap Menghantui Ibu Bekerja
(*)