Parapuan.co - Penyakit jantung sering dianggap ancaman bagi laki-laki, padahal perempuan sama rentannya, bahkan lebih berisiko setelah memasuki masa menopause. Di tengah tuntutan peran sebagai ibu, pekerja, hingga penggerak komunitas, perempuan sering menempatkan kesehatan dirinya pada urutan terakhir.
Saat perempuan memasuki masa menopause, kadar hormon estrogen dalam tubuh menurun secara signifikan. Padahal, selama masa reproduktif, estrogen memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan jantung, seperti membantu mempertahankan elastisitas pembuluh darah, menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL), meningkatkan kolesterol baik (HDL), serta mengontrol tekanan darah.
Ketika hormon pelindung ini menurun, tubuh lebih rentan terhadap berbagai faktor risiko kardiovaskular seperti penyempitan pembuluh darah (aterosklerosis), tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan penumpukan lemak di area perut. Kombinasi kondisi ini meningkatkan kemungkinan perempuan pascamenopause mengalami penyakit jantung koroner, serangan jantung, hingga gagal jantung.
Oleh karena itu, penting bagi perempuan yang telah memasuki masa menopause untuk lebih waspada dan rutin melakukan pemeriksaan jantung, salah satunya melalui ekokardiografi. Tujuannya agar dapat mendeteksi perubahan sejak dini dan mencegah komplikasi yang lebih serius.
Ekokardiografi, atau disebut juga cardiac ultrasound, adalah prosedur diagnostik non-invasif yang menggunakan gelombang ultrasound untuk memvisualisasikan struktur anatomi, fisiologi, dan fungsi jantung serta pembuluh darah besar di sekitarnya.
Prosedur ini bertujuan untuk membantu menegakkan diagnosis penyakit jantung, memantau efek kemoterapi terhadap fungsi jantung, mengevaluasi kondisi jantung sebelum menjalani prosedur operasi, serta memprediksi prognosis pasien dengan penyakit jantung kronis seperti hipertensi atau diabetes.
Melalui kemampuannya mendeteksi berbagai masalah jantung secara akurat dan aman, ekokardiografi menjadi alat penting dalam perawatan kesehatan jantung, khususnya bagi perempuan yang memasuki masa risiko tinggi seperti menopause.
Baca Juga: Mengenal Aritmia: Gangguan Irama Jantung yang Rentan Terjadi pada Perempuan
Dalam acara media discuss pada Senin (28/04/2025), Dr. dr. Lies Dina Liastuti, Sp. J.P, Subsp. Eko (K), MARS, menjelaskan jenis- jenis pemeriksaan ekokardiografi yang biasa dilakukan:
1. Ekokardiografi Transtorakal (TTE)
Prosedur ini paling umum, nyaman, cepat, dan non-invasif. Transduser ditempelkan di dada untuk mendapatkan citra jantung, termasuk ukuran, ketebalan otot, fungsi pompa, serta kondisi katup jantung.
2. Ekokardiografi Transesofageal (TEE)
Jika citra jantung melalui TTE kurang jelas, dilakukan TEE dengan memasukkan transduser ke dalam kerongkongan, lebih dekat ke jantung. Prosedur ini memberikan gambar yang lebih tajam terutama di bagian posterior jantung dan pembuluh besar seperti aorta.
3. Dobutamin Stress Echocardiography (DSE)
Pemeriksaan ini dilakukan sambil memberikan obat dobutamin untuk mensimulasikan efek olahraga pada jantung. Sangat berguna bagi perempuan yang tidak dapat melakukan uji treadmill karena alasan kesehatan tertentu.
4. Ekokardiografi 4D
Menggunakan teknologi tercanggih untuk menghasilkan gambar tiga dimensi jantung secara real-time. Ini memungkinkan visualisasi anatomi dan fungsi jantung secara lebih rinci, bahkan memudahkan deteksi kelainan kecil yang mungkin terlewat pada pemeriksaan konvensional
Tips Menjaga Kesehatan Jantung untuk Perempuan
Menjaga kesehatan jantung bukan hanya soal menghindari penyakit, tetapi juga tentang membangun kebiasaan hidup yang lebih sadar dan penuh cinta pada diri sendiri. Berikut beberapa langkah sederhana namun penting yang bisa Kawan Puan lakukan:
1. Rutin Berolahraga
Aktivitas fisik seperti jalan cepat, yoga, bersepeda, atau berenang membantu memperkuat jantung, menurunkan tekanan darah, serta meningkatkan kolesterol baik (HDL). Usahakan berolahraga setidaknya 30 menit sehari, lima kali seminggu.
Baca Juga: Cara Memasak Sayuran yang Ternyata Tidak Baik untuk Kesehatan Jantung
2. Konsumsi Makanan Sehat
Perbanyak konsumsi buah, sayuran, biji-bijian utuh, protein tanpa lemak, dan lemak sehat seperti dari alpukat atau ikan. Batasi konsumsi garam, gula tambahan, makanan olahan, dan lemak trans yang bisa meningkatkan risiko penyakit jantung.
3. Kelola Stres dengan Baik
Stres kronis dapat memicu tekanan darah tinggi dan memengaruhi kesehatan jantung. Luangkan waktu untuk melakukan aktivitas yang menenangkan seperti meditasi, journaling, atau sekadar berbincang hangat dengan teman dekat.
4. Pantau Tekanan Darah dan Kolesterol Secara Rutin
Perempuan, terutama yang sudah menopause, perlu lebih sering memeriksa tekanan darah, kadar gula darah, dan kolesterol. Deteksi dini memungkinkan tindakan pencegahan lebih cepat.
5. Hindari Merokok dan Batasi Alkohol
Merokok adalah faktor risiko besar untuk penyakit jantung, begitu pula dengan konsumsi alkohol berlebihan. Menghentikan kebiasaan ini dapat secara drastis menurunkan risiko serangan jantung.
6. Cukupi Waktu Istirahat
Kurang tidur dikaitkan dengan berbagai masalah kardiovaskular. Pastikan tidur 7–9 jam per malam untuk memberi tubuh waktu memperbaiki diri dan menjaga kesehatan jantung.
7. Dengarkan Tubuh Sendiri
Jangan abaikan tanda-tanda kecil seperti kelelahan berlebih, sesak napas, nyeri dada, atau rasa tidak nyaman di punggung, rahang, atau lengan. Gejala serangan jantung pada perempuan bisa berbeda dan lebih halus dibandingkan laki-laki.
Baca Juga: Lewat Wellbeing Talk Fun, Kartini Kini 2025 Ajak Perempuan Rutin Cek Kesehatan
(*)
Celine Night