Parapuan.co - Ramadan seakan identik dengan meningkatnya harga kebutuhan pokok. Tren kenaikan harga bahan pokok selama bulan Ramadan ini juga memberikan tantangan tersendiri, terutama bagi perempuan mandiri yang dituntut untuk mampu mengelola keuangan dengan cermat.
Lantas, mengapa bulan Ramadan identik dengan kenaikan harga bahan pokok? Kenaikan harga bahan pokok dipicu karena permintaan yang meningkat terhadap bahan pangan seperti beras, daging, minyak, dan gula membuat harga merangkak naik.
Kenaikan harga musiman yang sering terjadi pada periode tertentu ini memengaruhi daya beli individu. Oleh karena itu, perempuan mandiri ataupun kamu yang berperan sebagai pengelola keuangan keluarga perlu memiliki strategi yang matang untuk mengatur keuangan dengan bijak.
Dilansir dari laman Money Management, ada beberapa strategi mengelola keuangan di tengah kenaikan harga bahan pokok selama Ramadan. Berikut PARAPUAN merangkumnya lengkap untuk kamu.
Strategi Mengelola Keuangan di Tengah Kenaikan Harga Bahan Pokok
1. Buat Penganggaran yang Lebih Ketat
Perempuan berdaya finansial perlu membuat anggaran yang terstruktur dengan baik terutama di masa kenaikan harga bahan pokok seperti saat ini. Penganggaran yang jelas membantu Kawan Puan untuk melacak pengeluaranmu.
Bukan hanya itu, penganggaran juga membantu mengidentifikasi biaya apa yang bisa dikurang serta mengalokasiannya ke kebutuhan yang lebih urgent. Ketika melakukan penganggaran, pikirkan mana yang bisa kamu lakukan pengurangan.
Mengurangi pengeluaran yang tidak penting bisa sedikit membantu mengatasi kenaikan harga di bulan Ramadan. Misalnya mengurangi makan di luar dan mencari alternatif yang lebih terjangkau.
Baca Juga: Tips Menjalani Puasa Ramadan untuk Perempuan Mandiri yang Merantau
2. Belanja Lebih Cerdas
Ketika bahan pokok naik, perempuan mandiri perlu membuat beberapa perubahan dalam cara berbelanja. Kamu bisa menerapkan konsep belanja cerdas pada kebutuhan pokok.
Strategi belanja yang cerdas adalah membeli bahan pokok lebih awal sebelum harga melonjak drastis. Misalnya, kamu bisa mulai membeli kebutuhan utama seperti beras, minyak, dan gula dalam jumlah cukup.
Selain itu, belanja dalam jumlah besar di grosir atau pusat perbelanjaan yang menawarkan harga lebih murah bisa menghemat pengeluaran. Namun, tetap pastikan kamu hanya membeli sesuai kebutuhan agar tidak ada bahan makanan yang terbuang sia-sia.
3. Manfaatkan Promo atau Diskon
Selama Ramadan, banyak supermarket dan platform e-commerce yang menawarkan berbagai promo dan diskon. Perempuan berdaya finansial perlu cermat dalam berbelanja termasuk memanfaatkan promo atau diskon.
Berbelanja dengan cermat dapat menghemat hingga 30 persen dengan memanfaatkan diskon mingguan atau cashback dari metode pembayaran digital. Ada beberapa strategi yang bisa kamu coba, yakni:
- Membandingkan harga di berbagai toko sebelum membeli.
Baca Juga: Catat, 4 Tips Finansial agar Perempuan Mandiri Bisa Beli Rumah Sendiri
- Menggunakan promo paket Ramadan yang biasanya lebih ekonomis dibandingkan pembelian satuan.
- Belanja lewat e-commerce yang menawarkan cashback.
3. Menghindari Pembelian Konsumtif
Bulan Ramadan sering kali diiringi dengan keinginan untuk membeli makanan dan barang-barang baru, baik untuk keperluan berbuka puasa maupun persiapan Lebaran. Namun kenyataannya, belanja impulsif hanya dipicu karena faktor emosional saja bukan karena kebutuhan.
Untuk menghindari pengeluaran yang tidak diperlukan kamu perlu menerapkan beberapa hal agar ekonomi tetap stabil. Misalnya dengan membuat daftar belanja sebelum pergi ke pasar atau supermarket dan patuhi daftar tersebut. Kamu juga perlu menghindari sering melihat promo online yang bisa menggoda kamu untuk membeli barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan.
Berdasarkan penjelasan di atas, mengelola keuangan selama Ramadan ketika harga bahan pokok naik memang menantang, tetapi bukan berarti tidak bisa diatasi. Dengan perencanaan yang matang, belanja cerdas, serta perubahan pola konsumsi yang lebih efisien, perempuan mandiri tetap bisa menjalani bulan suci ini dengan tenang tanpa khawatir kondisi finansial terganggu.
Baca Juga: Cara Perempuan Mandiri Bangun Kembali Kesehatan Mental dan Emosional Setelah Perceraian
(*)