“Kuota SWAPO sangat penting karena mengharuskan keseimbangan proporsi antara laki-laki dan perempuan dalam pencalonan maupun kepemimpinan partai,” kata Johnson.
Tidak seperti negara-negara Barat, banyak negara Afrika telah melibatkan perempuan dalam struktur politik mereka sejak awal perjuangan kemerdekaan.
Di Namibia, perempuan memainkan peran signifikan dalam perjuangan melawan apartheid, yang memberikan mereka peluang untuk mendorong perubahan setelah kemerdekaan pada 1990.
“Pada 1990-an, perempuan Namibia memiliki posisi yang strategis untuk memengaruhi kebijakan, mereka aktif dalam menulis peraturan partai SWAPO dan memperjuangkan inklusivitas dalam politik,” jelas Johnson.
Tantangan di Masa Depan
Meski kemenangan ini membawa angin segar bagi perempuan di Namibia, Nandi-Ndaitwah masih menghadapi tantangan besar.
Tingkat pengangguran yang tinggi, terutama di kalangan generasi muda, menjadi salah satu isu mendesak yang harus diatasi.
Martha Johnson, memperingatkan bahwa dukungan terhadap SWAPO telah menurun dalam beberapa tahun terakhir.
Baca Juga: Ini Pentingnya Kepemimpinan Perempuan dalam Keberlanjutan Ekonomi Lintas Sektor
“Meski ia berhasil menang di putaran pertama, ini cukup mengejutkan mengingat tren penurunan dukungan untuk SWAPO,” ujarnya.
“Jika partai ini tidak melakukan perubahan besar, mereka mungkin kehilangan kursi presiden pada pemilihan berikutnya,” pungkasnya.
Kawan Puan, terpilihnya Nandi-Ndaitwah bukan hanya kemenangan bagi Namibia, tetapi juga langkah penting dalam sejarah politik Afrika.
Perjuangannya menjadi inspirasi bagi perempuan di seluruh dunia untuk terus berkontribusi dalam menciptakan perubahan.
(*)
Ken Devina