Hari Tari Sedunia, Ini Peluang Penari dan Profesi Lain di Bidang Seni Dapat Penghasilan Terstandar

Arintha Widya - Senin, 29 April 2024
Hari Tari Sedunia, Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid ungkap peluang penari dan pekerja seni lain mendapatkan gaji terstandar
Hari Tari Sedunia, Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid ungkap peluang penari dan pekerja seni lain mendapatkan gaji terstandar Freepik, Tangkapan Layar Video Hilmar Farid di Mangkunegaran

Parapuan.co - Kawan Puan, Hari Tari Sedunia yang jatuh pada 29 April sering kali diperingati secara berbeda di Solo, Jawa Tengah.

Setiap tahun, Kota Solo memperingati Hari Tari Sedunia dengan rangkaian "Solo Menari 24 Jam" di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta.

Namun, tahun 2024 ini ada yang spesial karena Hari Tari Sedunia di Solo diperingati bersamaan dengan Adeging Mangkunegaran ke-267 atau Hari Jadi Pura Mangkunegaran ke-267.

Peringatan Hari Tari dirayakan dengan gelaran tari di tiga lokasi berbeda, yaitu kompleks Candi Sukuh (27 April), Mangkunegaran (28 April), dan ISI Surakarta (29 April).

Pertanyaannya, apakah para penari yang terlibat dalam rangkaian pagelaran budaya seni tari ini memang menggeluti profesi sebagai penari atau menari sebagai hobi?

Jawabannya, ada seniman tari yang terlibat dalam membuat koreografi, serta mahasiswa seni tari dan mereka yang hobi menarik yang tampil dalam rangkaian pentas.

Terlepas dari pementasan kesenian tari di Hari Tari Sedunia, yang menarik untuk dibahas adalah profesi penari atau seniman tari yang seolah-olah hanya muncul di momen-momen penting seperti sekarang.

Bukan hanya penari, profesi lain di bidang seni seperti dalang, pelukis, pemusik tradisional, sinden, dan sebagainya kurang mendapat perhatian di luar hari-hari penting nasional maupun internasional.

Hal ini membuat generasi muda melihat bahwa bekerja sebagai seniman bukanlah profesi yang menjanjikan. Hampir tak punya masa depan.

Baca Juga: Ni Ketut Putri Minangsari, Penari Tradisional Bali yang Tertarik Isu Feminisme

Penulis:
Editor: Rizka Rachmania