Jadi Penyebab Meninggalnya RA Kartini, Ini Cara Mencegah Preeklampsia pada Ibu Hamil

Maharani Kusuma Daruwati - Jumat, 19 April 2024
Cara mencegah preeklampsia pada ibu hamil
Cara mencegah preeklampsia pada ibu hamil Giacinto Canini

Parapuan.co - Hari Kartini diperingati setiap tahunnya pada 21 April.

Jelang peringatan Hari Kartini, tak sedikit dari kita yang mengenang berbagai jasanya untuk kaum hawa.

Namun, selain jasanya, sejarah soal kehidupan R.A. Kartini juga tak dapat dilupakan.

Salah satunya adalah penyebab meninggalnya R.A. Kartini yang meninggal ketika melahirkan karena preeklampsia.

Preeklampsia merupakan salah satu komplikasi kehamilan.

Dengan preeklampsia, ibu hamil mungkin memiliki tekanan darah tinggi, kadar protein tinggi dalam urin yang mengindikasikan kerusakan ginjal (proteinuria), atau tanda-tanda kerusakan organ lainnya.

Preeklampsia biasanya dimulai setelah 20 minggu kehamilan pada perempuan yang tekanan darahnya sebelumnya berada dalam kisaran standar.

Jika tidak diobati, preeklampsia dapat menyebabkan komplikasi serius bahkan fatal bagi ibu dan bayi.

Preeklampsia dapat berkembang setelah melahirkan bayi, suatu kondisi yang dikenal sebagai preeklampsia postpartum.

Baca Juga: Melahirkan di Usia 40 Tahun ke Atas, Ini 5 Risiko yang Mungkin Terjadi

Mengutip dari WebMD, jika kamu belum pernah menderita tekanan darah tinggi sebelumnya tetapi tekanan darahmu meningkat lebih tinggi dari 140/90 mm Hg setelah minggu ke-20 kehamilan, kamu mungkin menderita preeklampsia (disebut juga Toksemia).

Kamu juga mungkin dites protein dalam urin karena stres pada ginjal.

Kondisi ini bisa sangat merugikan ibu dan bayi.

Jika tidak mendapat pengobatan, hal ini dapat membahayakan otak, ginjal, dan hati. 

Kamu juga bisa terkena eklamsia, yang bisa membahayakan nyawa.

Faktor Risiko Preeklampsia

Hingga 8% kehamilan dipengaruhi oleh preeklampsia.

Risiko terkena preeklamsia lebih besar jika memiliki riwayat:

  • Tekanan darah tinggi sebelum hamil
  • Preeklamsia atau tekanan darah tinggi pada kehamilan yang lalu
  • Diabetes atau penyakit ginjal
  • Kelainan autoimun seperti rheumatoid arthritis, scleroderma, atau lupus,

Baca Juga: Begini Cara Mencegah Preeklamsia pada Ibu Hamil, Yuk Rutin Olahraga!

Kamu juga berisiko lebih tinggi jika:

  • Mengalalami kehamilan di usia remaja atau lebih tua dari usia 40 tahun
  • Mengalami obesitas sebelum hamil
  • Orang Afrika-Amerika
  • Sedang melahirkan bayi pertama
  • Sedang mengandung lebih dari satu bayi

Bisakah preeklampsia dicegah?

Saat ini kamu tidak dapat mencegah preeklampsia, namun para peneliti mencoba untuk menentukan apakah hal tersebut mungkin dilakukan.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan batangan mengandung asam amino L- arginin dan antioksidan vitamin menurunkan risiko preeklampsia pada perempuan berisiko tinggi.

Studi lain menunjukkan bahwa perempuan yang kelebihan berat badan atau obesitas yang berat badannya kurang dari 15 pon selama kehamilan memiliki risiko lebih rendah terkena preeklamsia.

Mengutip dari Cleveland Clinic, mengonsumsi aspirin bayi setiap hari telah terbukti menurunkan risiko terjadinya preeklampsia sekitar 15%.

Jika kamu memiliki faktor risiko preeklamsia, penyedia layanan kesehatan mungkin merekomendasikan penggunaan aspirin pada awal kehamilan (pada usia kehamilan 12 minggu).

Pastikan untuk mendiskusikan hal ini dengan dokter sebelum melakukan perubahan apa pun.

Nah, itu dia beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko mengalami preeklampsia.

Baca Juga: Hari Preeklamsia Sedunia, Gejala Preeklamsia yang Perlu Diwaspadai

(*)

Pertama Kali ke Jogja? Baca Rekomendasi Wisata Ini