Agar Tak Seperti RA Kartini, Ini Cara Mencegah dan Mengurangi Risiko Preeklamsia

Maharani Kusuma Daruwati - Jumat, 22 April 2022
Manfaat deteksi dini preeklamsia dan upaya pencegahannya
Manfaat deteksi dini preeklamsia dan upaya pencegahannya Srisakorn

Parapuan.co - Raden Ajeng Kartini meninggal pada 17 September 1904 di Rembang saat berusia 25 tahun.

Ia meninggal empat hari setelah melahirkan putra pertamanya karena preeklamsia.

Peristiwa ini mengingatkan kita, bahwa kematian ibu dan bayi usai melahirkan sudah terjadi sejak lama.

Untuk itu, Kawan Puan pun perlu lebih waspada dan menghindari berbagai pemicunya.

Preeklamsia adalah suatu kondisi yang hanya terjadi selama kehamilan.

Beberapa gejala mungkin termasuk tekanan darah tinggi dan protein dalam urine, biasanya terjadi setelah minggu ke-20 kehamilan. Preeklamsia sering dihalangi oleh hipertensi gestasional.

Sementara tekanan darah tinggi selama kehamilan tidak selalu menunjukkan preeklamsia, itu mungkin merupakan tanda dari masalah lain. Kondisi ini memengaruhi setidaknya 5-8% kehamilan.

Jika tidak diobati, preeklamsia dapat menyebabkan komplikasi serius bahkan fatal bagi ibu dan bayi.

Preeklamsia dapat berkembang setelah melahirkan bayi, suatu kondisi yang dikenal sebagai preeklamsia postpartum.

Baca Juga: Mengenal Preeklamsia, Komplikasi yang Sebabkan RA Kartini Meninggal Usai Melahirkan

Sumber: WebMD,American Pregnancy Association
Penulis:
Editor: Maharani Kusuma Daruwati