Mensos Tri Rismaharini Ungkap Perempuan dan Laki-Laki Setara, Namun Masih Tersandung Budaya

Anna Maria Anggita - Senin, 19 Februari 2024
Mensos Tri Rismaharini ungkap perempuan dan laki-laki di Indonesia sudah setara.
Mensos Tri Rismaharini ungkap perempuan dan laki-laki di Indonesia sudah setara. oatawa

"Jadi sebetulnya saya sudah punya pengalaman di Surabaya, saya membuat program namanya Pahlawan Ekonomi. Sengaja saya sebut Pahlawan Ekonomi karena itu saya buka di bulan November, Hari Pahlawan," ungkap Risma.

"Setelah saya jadi walikota, saya mulai dengan 19 orang, saat itu pesertnya Pahlawan Ekonomi, setelah itu saya keluar 2020 itu 85 ribu pesertanya," terangnya.

"Saya bayangkan seorang ibu yang kemudian meningkatkan pendepataan untuk keluarganya itu pahlawan. Setelah 10 tahun berjalan, saya masuk mensos, mereka sudah banyak menjadi miliader bukan jutawan," lanjutnya.

Bahkan melalui program Pahlawan Ekonomi tersebut, Risma menjelaskan bahwa para suami pun keluar pekerjaan dan membantu membesarkan usaha yang dirintis oleh istrinya.

Bahkan, anak-anak dari keluarga Pahlawan Ekonomi bisa kuliah, masuk ke perguruan tinggi, kemudian mengembangkan dan mewarisi usaha yang telah dirintis orang tuanya.

"(Berkaca dari Pahlawan Ekonomi) peran pun bisa dijalankan secara paralel, tanpa perlu menentang perempuan  lebih rendah daripada laki-laki. Tapi bagaimana bisa berkolaborasi tanpa merasa saling dikalahkan," imbuhnya.

Program Pahlawan Ekonomi pun ia lanjutkan dalam skala nasional dengan nama Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA).

"Saya lanjutkan di Kementerian Sosial saat itu 2022, kita sudah bisa dalam waktu empat bulan, kita sudah mengeluarkan dari keluarga miskin itu 10 ribu lebih," kata Risma.

Berdasarkan data dari Kemensos pada 2022, penerima PENA sebelum diintervensi sebanyak 12.967 keluarga penerima manfaat (KPM).

Progam ini pun berhasil dijalankan sebab penerima PENA yang pendapatnnya meningkat dan sudah ada di atas garis kemiskinan sebanyak 10.886 KPM, yang mana 2.259 sudah ada di atas UMK.

Menariknya program PENA ini 90 persen pesertanya adalah perempuan, ibu-ibu, dan juga para disabilitas.

Tantangan Kemensos dalam Meningkatkan Kesetaraan Gender

Dalam meningkatkan kesetaraan gender demi meningkatkan kesejahteraan ekonomi menurut Risma banyak.

"Tantangan yang utama adalah sebagian besar pendidikannya masih SD, SMP, nah sehingga saat mengajari kan menggunakan online, menggunakan elektronik, kadang ada kesulitan," ucap Risma.

"Tapi untuk kemauan mereka sangat pekerja keras, mereka orang yang tidak mudah menyerah, merek aoptimis agar perubahan ,perubahan pula di anak-anaknya," tutup Risma.

Baca Juga: Film Tiger Stripes dan Cerita Pengalaman Menstruasi Pertama Perempuan

(*)