Parapuan.co - Kanker masih menjadi salah satu masalah kesehatan terbesar di Indonesia.
Lebih parahnya, kanker berada di peringkat kedua penyebab kematian tertinggi setelah penyakit kardiovaskular.
Pada tahun 2020, Indonesia mencatat adanya 396.914 kasus kanker dengan total kasus kematian sebesar 234.511.
Lantas, apa saja jenis kanker yang paling tinggi di Indonesia?
Berdasarkan webinar World Cancer Day 2024 Art Exhibition "Close The Care Gap" pada Kamis, (1/2/2024), kanker payudara masih menjadi penyumbang kematian tertinggi, kemudian disusul dengan kanker serviks.
Bukan itu saja, dua jenis kanker tersebut sangat rentan menyerang perempuan.
Tercatat pada tahun 2020, kanker payudara menyumbang 16,6 persen dari total 396.914 dan diikuti oleh kanker serviks, kanker paru, kanker usus, dan kanker hati.
Beberapa orang menilai jika kanker hanya menyerang pasien di atas usia 55 tahun, padahal penyakit satu ini kini bisa dialami oleh mereka yang berusia di bawah 50 tahun.
Pratiwi Astar, Koordinator Bidang Humas Yayasan Kanker Indonesia (YKI) mengatakan bahwa sebuah penelitian menunjukkan jika kasus kanker baru di usia di bawah 50 tahun mencapai 1,82 juta orang di dunia.
Baca Juga: Disebut Silent Killer, Kenali Gejala Kanker Pankreas Sebelum Terlambat
Menurutnya, jumlah ini meningkat sebanyak 79 persen selama tiga dekade terakhir.
"Hal yang mengkhawatirkan adalah pergeseran usia penderita kanker yang sebelumnya didominasi oleh pasien di atas usia 55 tahun, menjadi di bawah 50 tahun," ucap Pratiwi Astar.
"Temuan terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal akses terbuka British Medical Journal (BMJ) Oncology yang dirilis pada September 2023, menunjukkan bahwa kasus kanker baru pada usia di bawah 50 tahun mencapai 1,82 juta orang di dunia," tambahnya
Diagnosis Kanker Bukanlah Akhir Segalanya
Beberapa pasien yang didiagnosis kanker seakan kehilangan dunia dan harapan hidup.
Padahal menurut Pratiwi, diagnosis kanker bukanlah akhir dari segalanya.
Pasien masih dapat sembuh, apalagi jika kanker ditemukan saat stadium masih dini.
Oleh sebab itu, sangatlah penting melakukan deteksi dini kanker melalui skrining.
Selain itu, baik pasien, keluarga dan masyarakat luas juga penting untuk membekali diri dengan pengetahuan mengenai ciri, ragam tes penunjang, hingga perawatan inovatif seputar kanker.
"Dukungan sosial melalui komunitas seperti Yayasan Kanker Indonesia membantu pasien dan penyintas kanker agar kualitas hidup dapat tetap terjaga, bahwa mereka tidak sendirian, dan dapat tetap aktif dalam berbagai kegiatan kreatif," tambah Pratiwi.
Sebagaimana yang disampaikan oleh Pratiwi Astar, kanker bukanlah akhir dari segalanya.
Semakin dini kanker diketahui, maka bukan tidak mungkin jika penyakit satu ini bisa disembuhkan.
Lakukan pemeriksaan secara berkala sebelum terlambat mendeteksi kanker dalam tubuh.
Baca Juga: 5 Penyakit yang Ramai Diperbincangkan Sepanjang 2023, Ada Kanker Serviks
(*)