5 Alasan Kenapa Kudus Dijuluki Kota Kretek yang Jadi Lokasi Syuting Gadis Kretek

Anna Maria Anggita - Jumat, 10 November 2023
Wisatawan berkunjung ke Museum Kretek, lokasi syuting film Gadis Kretek.
Wisatawan berkunjung ke Museum Kretek, lokasi syuting film Gadis Kretek. Kompas.com/Andreas Lukas Altobeli

Parapuan.co - Kabupaten Kudus jadi salah satu lokasi syuting film Gadis Kretek, tepatnya di Museum Kretek, yang kini sedang viral di media sosial.

Kawan puan harus tahu, bahwa lokasi syuting Gadis Kretek alias Kabupaten Kudus ini dijuluki sebagai Kota Kretek lo.

Lantas, kenapa Kudus dijuluki Kota Kretek?

Dilansir dari Kompas.com, berikut ini lima alasan kenapa Kudus disebut Kota Kretek?

1. Tempat Lahir Kretek

Ternyata asal usul nama kretek berawal dari tokoh legendaris di Kudus, yakni Haji Djamhari pada akhir abad ke-18 yang mengidap sesak napas.

Demi mengatasi sakitnya, Haji Djamhari pun mengambil minyak cengkih dan mengoleskannya di dada serta tubuhnya, setelah itu sesak napasnya pun reda.

Selanjutnya, ia pun meracik cengkeh yang dihaluskan, lalu dicampir dengan tembakau, kemudian dilinting menggunakan klobot atau kulit jagung kering dan diikat dengan benang.

Ketika dibakar, lintingan tadi menghasilkan bunyi kemretek atau kretek, racikannya pun meluas, dan itulah yang pada akhirnya menjadikan Kudus sebagai Kota Kretek.

Baca Juga: Jadi Lokasi Syuting Gadis Kretek, Ini Tips Berkunjung ke Museum Kretek di Kudus

2. Raja Kretek dari Kudus

Kisah pun berlanjut di tangan Nitisemito yang lahir pada 1863 dan dijuluki sebagai Sang Raja Kretek dari Kudus.

Ia merupakan seorang pengusaha yang memproduksi rokok kretek bermerek Tjap Bal Tiga, resmi digunakan pada 1906 dan dipatenkan oleh pemerintah Hindia Belanda 1908, didaftarkan menjadi NV Bal Tiga Nitisemito.

Seiring berjalannya waktu, produksi rokok kretek Nitisemito pun berkembang, tak hanya dipasarkan di Kudus, tapi juga Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, hingga Belanda.

Kemudian antara 1930-1934, produksi kretek Tjap Bal Tiga mencapai 2-3 juta batang per hari.

Di mana kondisi lonjakan tajam produksi rokok terjadi pada 1938, pabrik pun memproduksi 10 juta batang per hari dan mempekerjakan 10.000 karyawan.

3. Banyak Perusahaan Rokok di Kudus

Lambat laun, pabrik rokok rumahan maupun skala besar pun lahir di Kudus.

Baca Juga: Disebut sebagai Piramida Tertua, Ini 3 Hal yang Perlu Kamu Tahu tentang Gunung Padang

Sejumlah perusahaan rokok yang besar di Kudus antara lain PT Djarum, PT Nojorono Kudus, dam PT Sukun.

Tak hanya perusahaan skala raksasa saja, di Kudus juga ada usaha rokok skala menengah dan rumah tangga.

4. Industri Rokok Menopang Ekonomi Kudus

Menariknya, perekonomian Kabupaten Kudus ini ditopang oleh industri rokok.

Diketahui berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku Kudus pada 2022 sebesar Rp114, 66 triliun.

Di mana sebesar Rp90,12 triliun berasal dari industri pengolahan, termasuk industri rokok.

Menariknya, sejumlah orang terkaya di Indonesia juga punya lini bisnis pabrik rokok di Kudus.

5. Destinasi Museum Kretek

Selanjutnya, Kabupaten Kudus juga punya Museum Kretek yang merupakan museum rokok satu-satunya di Indonesia.

Museum Kretek ini diresmikan oleh Gubernur Jawa Tengah Soepardjo Rustam pada 3 Oktober 1986.

Berdiri di lahan seluas 2,5 hektar, Museum Kretek ini punya 1.195 koleksi yang berkaitan dengan sejarah kretek.

Itu dia lima fakta kenapa Kudus dijuluki sebagai Kota Kretek, menarik ya!

Baca Juga: 3 Daerah di Indonesia yang Dikenal dengan Pertunjukkan Wayang Populer


(*)

6 Rekomendasi Tempat Wisata Jejak Kartini, Ada di Jepara dan Rembang