BRANDSTORY
Konten Ini Merupakan Kerjasama Parapuan dengan Vomoshop

Ramai Virus VOMO yang Dipercaya Bisa Bantu Perempuan Terhindar dari Skincare Palsu!

Yussy Maulia - Senin, 2 Oktober 2023
Membeli produk skincare karena FOMO sering terjadi di kalangan perempuan.
Membeli produk skincare karena FOMO sering terjadi di kalangan perempuan. Shutterstock

Parapuan.co – “Aku membeli skincare ini karena produknya viral di media sosial. Produknya juga dibahas oleh banyak influencer. Teman-temanku pun banyak yang pakai,” kata seorang mahasiswi bernama Almira (21) saat ditanya alasan membeli sebuah produk skincare.

Kebetulan lagi ada promo flash sale untuk produk ini. Jadi, langsung aku check-out ajaKapan lagi harganya jadi semurah ini,” aku Zahra (26) ketika ditanya hal yang sama.

Saat ini, membeli produk skincare karena tidak ingin “ketinggalan” tren atau suatu momen memang bukan hal yang aneh lagi. Fenomena tidak mau ketinggalan tren biasa disebut dengan fear of missing out (FOMO).

Apalagi, industri kecantikan terus berkembang dari tahun ke tahun, sehingga banyak produk baru terus bermunculan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah industri kecantikan meningkat hingga 20,6 persen pada 2022.

Budaya FOMO akhirnya mendorong para perempuan untuk menjajal produk kecantikan keluaran terbaru. Bahkan, banyak perempuan yang asal membeli skincare viral secara online tanpa pertimbangan panjang, seperti kandungan dan manfaat produk, kecocokan dengan kondisi kulit, atau bahkan keaslian produk.

Baca Juga: 3 Tanda Kosmetik Mengandung Merkuri, Pastikan Cek Warna dan Aromanya

Apakah Kawan Puan salah satunya? Jika ya, maka sebaiknya Kawan Puan mulai mengubah perilaku belanja tersebut. Pasalnya, dampak buruk bisa terjadi pada kulit apabila kandungan skincare tidak cocok.

Kebutuhan dan permasalahan kulit yang dihadapi setiap orang berbeda-beda. Apalagi, jika produk yang dibeli ternyata palsu. Bisa jadi, Kawan Puan sudah membayar sejumlah uang tetapi mendapat kekecewaan belaka.

Pentingnya waspada terhadap skincare palsu

Untuk diketahui, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menemukan lebih dari satu juta produk kecantikan palsu dan ilegal yang beredar di pasaran sepanjang 2021-2022.

Penulis:
Editor: Sheila Respati