6 Hal yang Dapat Memicu Stres saat Mempersiapkan Pernikahan, Apa Saja?

Arintha Widya - Minggu, 17 September 2023
ilustrasi pemicu stres saat mempersiapkan pernikahan
ilustrasi pemicu stres saat mempersiapkan pernikahan Makidotvn

Parapuan.co - Pernikahan memang momen yang berharga bagi kebanyakan pasangan, tetapi tak jarang juga menimbulkan stres saat mempersiapkannya.

Terlebih jika kamu ingin mewujudkan pernikahan impian dan sudah merencanakan banyak hal untuk hari spesial itu.

Lantas, hal apa saja yang dapat memicu stres saat mempersiapkan pernikahan? Yuk, simak agar kamu bisa mengantisipasinya!

1. Anggaran yang Membengkak

Salah satu penyebab stres utama dalam perencanaan pernikahan adalah masalah keuangan.

Ketika biaya pernikahan mulai melonjak, banyak pasangan merasa cemas tentang bagaimana mereka akan membiayai semua aspek.

Misalnya saja aspek lokasi pernikahan, katering, hingga gaun pengantin.

Oleh karenanya, sebaiknya tentukan anggaran awal yang realistis dan usahakan untuk tetap berpegang pada rencana tersebut.

2. Konflik Keluarga

Baca Juga: Kurangi Konflik, Ini Cara Pendekatan dengan Kakak Ipar yang Tidak Kamu Sukai

Pernikahan sering kali melibatkan konflik keluarga, entah itu terkait dengan tamu undangan, tradisi, atau keputusan besar lainnya.

Konflik semacam ini bisa meningkatkan stres dan membuat perencanaan pernikahan menjadi lebih rumit.

Bila mengalaminya, komunikasi adalah kunci. Cobalah untuk berbicara dengan keluargamu maupun keluarga pasangan secara terbuka.

Dengarkan perasaan mereka dan usahakan mencapai kesepakatan yang menghormati semua pihak.

3. Tuntutan Sosial dan Ekspektasi

Tuntutan sosial dan ekspektasi dari teman, keluarga, dan masyarakat seringkali membuat stres meningkat.

Kamu mungkin merasa perlu untuk memenuhi standar tertentu dalam pernikahan, baik itu terkait dengan tema, jumlah tamu, atau perayaan yang mewah.

Kalau sudah begini, selalu ingatkan dirimu bahwa pernikahan adalah tentang kamu dan pasangan.

Pertimbangkan apa yang benar-benar kalian inginkan dan buat keputusan yang sesuai dengan nilai dan visi.

Baca Juga: Bisakah Pernikahan yang Toksik Diselamatkan? Simak Dulu Uraian Berikut

4. Pilihan Vendor dan Rencana Detail

Memilih vendor seperti penyedia katering, fotografer, atau desainer gaun pengantin bisa menjadi pemicu stres besar.

Keputusan ini penting, dan ada banyak pilihan yang harus dibuat dalam rencana pernikahan yang rinci.

Bila menghadapinya, berikan dirimu waktu yang cukup untuk melakukan penelitian vendor-vendor pernikahan.

Baca ulasan, minta rekomendasi dari teman-teman, dan jangan ragu untuk bertanya.

5. Perubahan dalam Hubungan

Pernikahan sendiri adalah perubahan besar dalam hubungan, dari status lajang ke menikah.

Perubahan status tersebut mungkin memunculkan ketakutan dan keraguan terhadap dirimu sendiri maupun pasangan.

Maka itu, selalu bicarakan perasaanmu dengan pasangan secara jujur dan terbuka.

Baca Juga: Selain Ubah Status di Medsos, Ini 6 Tanda Pasangan LDR Selingkuh

Pertimbangkan untuk mengikuti kelas pranikah atau konseling pernikahan untuk memahami bagaimana menghadapi perubahan ini bersama.

6. Waktu yang Terbatas

Pernikahan merupakan rencana besar yang memerlukan banyak waktu dan perhatian.

Sering kali, pasangan yang bekerja atau memiliki jadwal yang padat merasa stres karena keterbatasan waktu.

Bila mengalami masalah semacam ini, buatlah jadwal yang baik dan alokasikan waktu secara bijak.

Bagilah tugas dengan pasangan dan pertimbangkan untuk mendapatkan bantuan dari teman atau keluarga.

Stres selama persiapan pernikahan adalah hal yang wajar karena ini merupakan momen penting dalam hidup.

Namun, dengan komunikasi yang baik, perencanaan yang matang, dan fokus pada apa yang benar-benar penting dalam pernikahan, kamu dapat mengatasi stres tersebut dengan bijak.

Ingatlah bahwa yang terpenting adalah cinta dan komitmen kepada pasangan.

Semoga informasi di atas bermanfaat dan menambah wawasan, ya.

Baca Juga: 8 Tips Melakukan Hubungan Suami Istri di Waktu Mepet, Hilangkan Gangguan

*Sebagian dari artikel ini dibuat dengan bantuan kecerdasan buatan (artificial intelligence - AI).

(*)