Dokter Jelaskan Perbedaan Botox dan Filler, Jangan Disamakan!

Anna Maria Anggita - Selasa, 5 September 2023
Perbedaan botox dan filler
Perbedaan botox dan filler Nastasic

Parapuan.co Botox dan filler merupakan perawatan populer di klinik kecantikan karena bisa membuat penampilan tetap muda.

Berbeda dari operasi plastik yang mahal, invasif dan butuh waktu lama untuk pulih, botox dan filler bisa dibilang lebih terjangkau serta cocok bagi pemula.

Meski begitu, Kawan Puan harus tahu pula bahwa botox dan filler adalah dua jenis perawatan yang berbeda meskipun sama-sama mampu menghilangkan kerutan di wajah.

Lantas, apa perbedaan botox dan filler?

Dilansir dari Cleveland Clinic, Shilpi Khetarpal, MD selaku dermatolog mengungkap mengenai perbedaan botox dan filler.

Botoks

Botoks atau neuromodulator adalah bentuk bakteri clostridium botulinum yang dimurnikan.

Jika dalam dosis yang jauh lebih tinggi, toksin botulinum menyebabkan botulisme.

Akan tetapi dalam dosis kecil, neurotoksin memblokir saraf, menyebabkan otot yang disuntikkan melemah.

Baca Juga: Apa Manfaat dari Botox Ketiak yang Viral di TikTok? Kurangi Bau Badan

Perlu diketahui pula, meskipun dikenal sebagai prosedur kosmetik, suntikan botoks juga dapat meredakan nyeri dan membantu mengatasi masalah yang disebabkan oleh gangguan otot.

Contohnya, botoks sering digunakan untuk mengatasi migrain, kandung kemih terlalu aktif, dan nyeri yang disebabkan oleh gangguan sendi temporomandibular (TMJ).

Adapun efek samping dari botox yang berlangsung 1-2 hari antara lain nyeri, bengkak, kemerahan atau memar di tempat suntikan, gejala mirip flu, kelumpuhan sementara pada otot di sekitar area botox, sakit kepala atau nyeri leher, sakit perut (gangguan pencernaan).

Dalam kasus yang jarang terjadi, bisa saja terjadi seperti toksin botulinum menyebar jauh dari tempat suntikan, menyebabkan infeksi bakteri yang berpotensi mematikan yang disebut botulisme.

Lalu bisa juga mengalami komplikasi kardiovaskular seperti aritmia atau serangan jantung (infark miokard).

Filler

Tak seperti neuromodulator, yang memiliki beberapa kegunaan sekaligus, derma filler ini hanya bersifat kosmetik.

Filler bisa dianggap sebagai implan cair yang disuntikkan ke kulit (bukan otot), tujuannya untuk mengencangkan dan menghaluskan fitur wajah.

Baca Juga: Bisa Bikin Wajah Kencang, Ketahui Dulu Efek Samping Suntik Botox

Cairan yang dipakai untuk filler pun berbeda, mulai dari asam hialuronat hingga polimetilmetakrilat (PMMA).

Bahan tersebut berpengaruh pada berapa lamanya filler bertahan, oleh sebab itu tanyakan di klinik kecantikan ya.

Hendaknya diketahui pula, bahwa dalam beberapa kasus, dokter kulit kosmetik menggunakan lemak dari tubuh.

Dalam beberapa kasus, dokter kulit kosmetik akan menggunakan lemak dari tubuh pasien untuk menutupi kerutan, langkah ini disebut dengan autologus fat grafting.

Komplikasi jangka pendek dari filler sendiri seperti nyeri, bengkak, memar, mati rasal gatal, hingga infeksi.

Di mana infeksi yang jika tidak diobati, dapat menyebabkan masalah yang lebih serius seperti kematian jaringan (nekrosis) 

Tak hanya itu saja, bisa juga terjadi komplikasi jangka panjang sebagian besar bersifat estetika seperti benjolan, tonjolan, atau asimetri wajah karena distribusi filler yang buruk dan keruskan kulit serta jaringan parut.

Sebagai pengingat, botoks dan filler dianggap sebagai prosedur yang aman dengan kurang dari satu persen pasien mengalami efek samping yang signifikan. 

Meski begitu, alangkah baiknya untuk mempertimbangkan lebih lanjut sebelum mencoba berbagai prosedur kosmetik.

Baca Juga: Tak Hanya untuk Kulit, Ini Penjelasan Mengenai Treatment Hair Botox

(*)

Sumber: Cleveland Clinic
Penulis:
Editor: Linda Fitria

Hindari 3 Kesalahan Ini saat Keramas yang Membuat Rambut Rontok