Anneila Firza Kadriyanti

Pengamat komunikasi politik gender; founder dan pegiat literasi digital Mari Melek Media; feminist blogger.

Skandal Miss Universe Indonesia: Fenomena Puncak Gunung Es Pelecehan Tubuh Perempuan di Industri Hiburan

Anneila Firza Kadriyanti Senin, 14 Agustus 2023
Kasus pelecehan seksual finalis Miss Universe adalah puncak gunung es.
Kasus pelecehan seksual finalis Miss Universe adalah puncak gunung es. JadeThaiCatwalk

Tulisan ini merupakan pandangan pribadi dari penulis.

Di sinilah terjadinya ketimpangan relasi kuasa karena pihak korporasi hiburan yang direpresentasikan oleh produser, program director, sponsor, dan stakeholder lainnya memiliki otoritas penuh untuk memutuskan kontrak dan mengganti talent.

Kebungkaman terhadap pelecehan tersebut adalah cara untuk tetap mempertahankan karier di industri hiburan.

Faktor kedua disebabkan oleh budaya patriarki yang menyalahkan korban pelecehan alih-alih mengutuk keras tindakan si pelaku.

Victim blaming ini semakin diperkuat dengan labeling dan stigma yang disematkan kepada para perempuan entertainer yang kerap ditunjukkan di media dengan menjalani hidup serba glamor dan tampil dengan outfit yang dianggap seksi.

Oleh karenanya, sering kali pelapor kekerasan seksual telah dituduh sebagai pihak yang pantas menerima pelecehan akibat gaya hidup dan penampilan mereka. Nilai-nilai religius konservatif semakin memperteguh pandangan ini.

Ini adalah ironi yang memuakkan! Sebab demand untuk menampilkan perempuan entertainer adalah dengan menampilkan kecantikan dan proporsional tubuh mereka.

Tetapi ketika perempuan tersebut dilecehkan, publik pula yang menyalahkan mereka sebagai penyebab korsletnya selangkangan kaum Adam, sehingga pantas untuk dilecehkan.

Mengawal Tuntas Skandal Miss Universe Indonesia

Dua faktor tentang kebungkaman para perempuan di dunia hiburan yang sebelumnya disebutkan merupakan penyebab utama mengapa gerakan global #MeToo tidak memiliki gaung di Indonesia.

Baca Juga: Seperti Cinta Laura dan Widi Vierra, Ini 4 Cara Dukung Perempuan yang Alami Pelecehan Seksual

Kesalahan otak laki-laki yang terletak di selangkangan adalah suatu kewajaran di negeri ini.

Yang tidak wajar adalah para perempuan yang memiliki tubuh yang membuat selangkangan kaum Adam bergetar, sehingga harus diekspos dan dijarah tanpa meminta consent perempuan.

Sejatinya keberhasilan #MeToo menjadi gerakan perempuan global adalah karena semua pesohor dunia hiburan bergerak dan menyuarakan kekerasan seksual yang mereka alami.

Skandal pelecehan di Hollywood yang telah berlangsung puluhan tahun lamanya seketika berhenti.

Tidak hanya gerakan ini menangkap para predator seksual di industri hiburan, namun juga mengubah tampilan dan citra perempuan di dunia hiburan.

Pasca #MeToo, para perempuan dalam perfilman dan musik mampu menampilkan citra mereka sebagai superhero, supervillain, dan tak melulu sebagai damsell in distress yang membutuhkan pertolongan laki-laki untuk menyelesaikan masalah mereka.

Para musisi perempuan kini tampil berani dalam mengeksplorasi genre musik dan sangar dalam lirik-lirik lagu.

Karena gerakan ini didukung oleh banyak selebritis dan pesohor dunia, gerakan ini mampu menjadi gerakan global, sehingga perlawanan kekerasan seksual tidak terbatas di sektor hiburan.

Baca Juga: Ancaman Karier di Masa Depan Jadi Alasan Korban Kekerasan Seksual di Industri Hiburan Enggan Melapor

Perlawanan terhadap kekerasan seksual juga terjadi di tempat kerja, di ruang publik seperti jalanan, hingga di ruang privat sekalipun seperti di dalam rumah.

Skandal dugaan pelecehan seksual finalis Miss Universe Indonesia bisa jadi merupakan fenomena puncak gunung es yang bisa jadi menyibak banyaknya tindakan kekerasan seksual yang terjadi di dunia hiburan tanah air.

Namun untuk mengungkapkannya, diperlukan tindakan berani sejumlah pesohor perempuan entertainer di negeri ini untuk mampu memimpin wacana perlawanan pelecehan seksual di Indonesia dan mendobrak opini publik tentang victim blaming para penyintas kekerasan seksual.

Tindakan melapor yang dilakukan oleh enam kontestan Miss Universe Indonesia adalah langkah awal yang menakjubkan bagi para perempuan entertainer untuk melawan pelecehan seksual.

Kasus ini harus terus dikawal, dan harus menjadi keseriusan melawan kekerasan seksual di Indonesia agar mengaum dan berhasil seperti #MeToo.

Sekarang tinggal keinginan para selebgram dan siapapun yang menjadi key opinion leader di media sosial maupun media siar untuk mengampanyekan perlawanan terhadap pelecehan seksual.

I Dare You!

(*)