Apa Itu Beauty Anxiety? Ahli Ungkap Cara Menghindari dan Mengatasinya

Maharani Kusuma Daruwati - Jumat, 11 Agustus 2023
Mengenal apa itu beauty anxiety atau kecemasan dalam kecantikan.
Mengenal apa itu beauty anxiety atau kecemasan dalam kecantikan. Akacin Phonsawat/iStockphoto

Dunia modern menempatkan penekanan besar pada penampilan, sering kali menyebabkan individu mengalami apa yang disebut "beauty anxiety."

Fenomena ini umum terjadi di kalangan remaja yang takut ditolak oleh lingkungan sosial karena penampilan fisik mereka, sehingga menyebabkan kurangnya penerimaan diri. dr. Nat percaya bahwa mengatasi kekhawatiran dan tantangan ini sangat penting untuk membentuk citra diri yang positif dan pandangan mental yang kuat.

Sementara perawatan komprehensif yaitu upaya melakukan perawatan tubuh, terutama wajah dapat dilakukan dengan bantuan profesional dari praktisi estetika atau dokter kecantikan yang baik dan berpengalaman di klinik-klinik kecantikan mampu memberikan perawatan dan solusi estetika yang diinginkan.

Pandangan dr. Nat didukung psikolog terkemuka yang mendukung klaimnya bahwa mempertahankan pandangan diri yang positif sangat penting untuk mencegah masalah kesehatan mental seperti kecemasan.

Psikolog Universitas Indonesia, Dian Wisnuwardhani, M.Psi., menyampaikan, Beauty Anxiety atau beragam mental health issue lainnya yang berhubungan dengan penampilan fisik biasanya timbul karena beberapa hal.

Hal yang memengaruhi ini seperti pengalaman trauma masa kecil, seperti diledek atau diejek oleh teman sebaya, sehingga seseorang dapat mengalami body dissatisfaction atau bahkan ‘terjebak’ dengan body image yang ada di lingkungan sekitar dan keterpaparan tentang beauty image dari media sosial.

"Dalam sejumlah kasus, hal ini terjadi pada perempuan muda yang tinggal di kota-kota besar di Indonesia dimana physical attractiveness dianggap hanya datang dari penampilan fisik. Nah, seperti dalam layanan estetika, ini juga perlu edukasi," ujar Dian.

Lebih jauh Dian memaparkan bahwa di tahap awal kita bisa coba tumbuhkan positive affirmation dan gratitude atau bersyukur atas apa yang dimiliki pada diri seseorang sehingga dapat memiliki nilai-nilai positif, bisa menerima kondisi dirinya atau self acceptance, sehingga menjadi seseorang yang memiliki self confidence.

Baca Juga: Jelang Hari Kesehatan Mental Sedunia, Apa Beda Anxiety dan Depresi?

Bagaimana Self Pity Party Berdampak pada Kesehatan Mental Perempuan? Simak Penjelasannya