Menyambut Pemilu 2024, Mengapa Begitu Susah Memilih Perempuan?

Anneila Firza Kadriyanti - Sabtu, 13 Mei 2023
Menuju pengumuman bacaleg, apakah kuota minimum representasi perempuan di parlemen akan terpenuhi?
Menuju pengumuman bacaleg, apakah kuota minimum representasi perempuan di parlemen akan terpenuhi? runeer

Dari berita yang dilansir oleh Kompas, beberapa partai sudah siap dengan nama-nama yang akan diusung sebagai bacaleg.

Namun dari sejumlah partai yang telah mempersiapkan para bacalegnya, representasi perempuan terlihat sekenanya di angka 30%.

Seolah hanya untuk memenuhi persyaratan administratif agar partai bisa lolos mengikuti pemilu.

PDI-P disebut telah mendaftarkan 580 orang bacaleg. Namun presentasi bacaleg perempuannya hanya 33% yang berarti hanya sekitar 192 perempuan yang menjadi bacaleg.

Jumlah ini sebenarnya merupakan ironi menyedihkan, mengingat partai ini dipimpin oleh perempuan selama puluhan tahun, dan juga berhasil mengantarkan salah satu petugas partainya sebagai Ketua DPR perempuan pertama dalam sejarah Indonesia.

Golkar telah merekrut bacaleg sebanyak 200% dari total kursi yang ada di seluruh dapil. Namun alokasi untuk bacaleg perempuan hanya pas 30%, tidak lebih!

Sama seperti halnya partai-partai lain yang konon berkomitmen untuk memenuhi persyaratan representasi perempuan 30%.

Namun satu partai besar pun tampak tak ada yang benar-benar berani dan total untuk memberikan representasi kepada perempuan dengan merekrut bacaleg hingga lebih dari 40%.

Sebagai perbandingan, pada Pemilu 2019 silam, ada tiga partai dengan representasi caleg perempuan tertinggi yang lebih dari 45%, yakni PKPI (55%), serta Garuda dan PSI dengan angka yang sama (48%).

Baca Juga: Perempuan Memilih Jadi Politisi? Ini Syarat Lowongan Kerja dan Prospek Kariernya