Bukan Solusi, Perencana Keuangan Ungkap Risiko Bayar Utang Pakai Pinjol

Linda Fitria - Selasa, 28 Maret 2023
Ilustrasi pinjaman online
Ilustrasi pinjaman online LightFieldStudios

Parapuan.co - Pinjaman online atau pinjol kini jadi cara berutang baru yang diminati banyak orang.

Pinjol menawarkan berbagai macam kemudahan, mulai dari proses pengajuan yang mudah, syarat yang nggak ribet, dan masih banyak lagi.

Hal ini tentu berbeda ketika kita harus meminjam uang dari bank atau koperasi.

Saat akan meminjam di bank, ada berbagai syarat yang wajib Kawan Puan penuhi, terutama jaminan dalam bentuk aset seperti surat kendaraan atau sertifikat.

Kemudahan yang ditawarkan oleh pinjaman online ini tentu menjadi 'angin segar' bagi orang yang sedang membutuhkan uang dalam waktu singkat.

Sayangnya, tawaran yang menggiurkan dari mudahnya mengakses pinjol tidak sebanding dengan risiko yang menanti.

Riset PARAPUAN bertajuk "Riset Perilaku Perempuan Indonesia terhadap Pinjaman Online (Pinjol)" pada 162 responden perempuan menyebutkan ada banyak faktor yang membuat orang mengambil pinjaman online.

Di antaranya ialah kebutuhan akan dana tambahan, lilitan utang, ingin memiliki barang tertentu, tergiur promo, dan masih banyak lagi.

Dari sekian banyak faktor, sebanyak 21% responden mengambil pinjaman online karena terlilit utang.

Baca Juga: Tingkat Pendidikan Pengaruhi Literasi Pinjol Perempuan Menurut Riset PARAPUAN

Faktor ini menjadi faktor kedua terbanyak yang membuat orang akhirnya memilih pinjol.

Desakan untuk segera membayar utang akhirnya membuat mereka memberanikan diri membuka 'lubang utang' yang baru.

Padahal, cara ini bisa dikatakan instan dan hanya jalan pintas saja loh, Kawan Puan.

Menanggapi fenomen tutup lubang gali lubang utang dengan pinjol ini, perencana keuangan Rista Zwestika, Head of Advisory & Investment Operations PINA mengemukakan pendapatnya.

Menurut Rista, pinjol bukanlah jawaban yang bijak untuk menangani masalah utang.

"Sebagai perencana keuangan saya selalu menekankan bahwa ketika ingin melakukan pelunasan utang tidak dengan membuka utang baru atau utang lainnya, apalagi dengan utang pinjol, baik pinjol itu sendiri memiliki legalitas yang terdaftar," jelas Rista kepada PARAPUAN.

Baginya, untuk bisa melunasi utang, kita harus menghasilkan pendapatan tambahan, bukan justru membuka utang lain lagi.

"Karena solusi nya ketika memiliki utang ada baiknya melihat peluang kerjaan apa pun yang bisa menghasilkan pendapatan," imbuhnya.

Memakai pinjol untuk membayar utang justru akan menambah beban kita di kemudian hari.

Baca Juga: Jangan Sampai Terjerat Pinjol, Ini Cara Mencegah Impulsive Buying

Pasalnya, bunga yang diberikan pinjol biasanya cukup tinggi, dan bukan tidak mungkin utang kita justru makin menggunung.

Menurut Rista, ada banyak risiko akan muncul jika kita memilih jalan pinjol untuk membayar utang.

"Sudah pasti akan ada risikonya ketika kita mengambil jalan pintas dengan berutang kembali untuk menutupi hutang yang lainnya, apalagi bunga pinjaman online termasuk tinggi,"

"jika tidak ada perhitungan yang tepat maka bisa berpotensi makin terjebak dengan hutang bukan terbebas dari hutang," tegasnya.

Jadi Kawan Puan, untuk masalah lilitan utang, ada baiknya kamu tidak langsung mengambil langkah instan dengan mengambil pinjol.

Salah-salah, bukannya utang terlunasi, tapi justru makin menggunung karena kamu akan kebingungan untuk melunasi pinjol di kemudian hari.

Jadi bijak-bijaklah dalam mengatur keuangan apalagi saat ada tanggungan utang ya, Kawan Puan!

Baca Juga: Terdesak Kebutuhan, Ini Alasan Perempuan Melakukan Pinjaman Online

(*)

Penulis:
Editor: Linda Fitria