Tak Hanya untuk Anak, Ini 8 Jenis Vaksinasi untuk Orang Dewasa

Maharani Kusuma Daruwati - Sabtu, 25 Maret 2023
Jenis vaksinasi untuk orang dewasa.
Jenis vaksinasi untuk orang dewasa. Frank Merino/Pexels

Parapuan.co Vaksinasi merupakan salah satu upaya pencegahan penularan penyakit infeksi dengan membentuk kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit tertentu.

Vaksinasi juga berperan penting dalam mengeradikasi atau menghilangkan penyakit-penyakit yang zaman dahulu sempat membuat wabah dan mengakibatkan banyak korban jiwa.

Vaksinasi tidak hanya berperan penting dalam mencegah penularan penyakit pada anak, tetapi juga orang dewasa dan lansia.

Pastikan kamu melengkapi vaksinasi dewasa sesuai jadwal dan jangan lupa berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter spesialis penyakit dalam untuk memastikan kondisi tubuh siap divaksin.

Jenis Vaksinasi Dewasa

Vaksinasi dewasa diberikan berdasarkan kelompok usia, pertimbangan pekerjaan, gaya hidup, dan rencana bepergian ke daerah endemis.

Saat ini pedoman imunisasi dewasa yang digunakan sesuai Rekomendasi Satgas Imunisasi Dewasa Persatuan Dokter Penyakit Dalam Seluruh Indonesia (PAPDI) tahun 2021 (file terlampir).

Berikut ini beberapa jenis vaksin yang diperlukan oleh orang dewasa menurut penjelasan dr. Hikmat Pramukti, Sp. PD, Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS Pondok Indah, seperti dikutip dari rilis yang diterima PARAPUAN:

1. Influenza

Baca Juga: Ahli Sebut Vaksin HPV Tetap Bisa Dilakukan Sesudah Berhubungan Badan

Influenza adalah penyakit menular yang menyerang saluran pernapasan atas akibat virus influenza tipe A dan tipe B.

Meskipun penyakit ini umum dialami oleh setiap orang karena penularannya yang mudah, tetapi virus influenza cukup sering bereplikasi dan bermutasi, karenanya vaksinasi influenza perlu dilakukan satu kali setiap tahun.

Risiko terkena flu dapat berkurang sekitar setengahnya setelah kamu mendapatkan vaksin influenza.

Jika kamu masih terserang flu setelah mendapatkan vaksin, kemungkinan berkembangnya gejala yang berat akan semakin kecil dan flu dapat sembuh dalam waktu singkat. Ibu hamil juga direkomendasikan mendapat vaksinasi ini

2. Tetanus, Difteri, dan Pertusis (Tdap/TD)

Vaksin ini melindungimu dari infeksi Tetanus, Difteri, dan Pertusis (batuk rejan) yang dapat menyebabkan penyakit serius sampai kematian.

Vaksin Tdap penting untuk perempuan hamil karena dapat membantu mengurangi risiko terjadinya Tetanus Neonatorum pada bayi baru lahir. Vaksinasi Tdap diberikan satu dosis setiap 10 tahun atau setiap kehamilan

3. Varisela (Cacar Air)

Baca Juga: BERITA TERPOPULER WELLNESS: Teknik Dasar Wushu untuk Pemula seperti Gempi hingga Jenis Vaksin Booster Kedua untuk Masyarakat Umum

Penyakit menular ini disebabkan oleh virus Varisela zoster. Sebelum melakukan vaksin cacar air, pastikan kamu belum pernah mengidap cacar air dan tidak mengidap penyakit tertentu, seperti kanker atau HIV.

Orang dewasa yang belum pernah mendapat vaksinasi varisela dan belum pernah terinfeksi cacar air, diberikan vaksinasi varisela sebanyak dua kali dengan jarak minimal 28 hari.

4. Measles, Mumps, Rubella (MMR)

Measles (campak), mumps (gondongan), dan rubella (campak jerman) adalah infeksi virus yang memiliki dampak berbahaya seperti radang otak (encephalitis).

Vaksinasi ini penting dilakukan terutama bagi kaum wanita yang memiliki rencana untuk hamil. Sebaiknya lakukan vaksinasi MMR sebelum program hamil berjalan untuk mencegah infeksi rubella tertular pada janin.

Janin yang tertular infeksi ini dapat berisiko mengalami still birth (kematian janin), lahir prematur, atau tuli.

Ingat, lakukan vaksinasi ini sebelum hamil, apabila kamu sedang hamil, tidak disarankan untuk melakukan vaksinasi ini hingga masa hamil selesai.

Vaksinasi MMR diberikan sebanyak dua kali dengan jarak minimal 28 hari.

5. Pneumokokus

Baca Juga: Jenis Vaksin Booster Kedua untuk Masyarakat Umum Mulai 24 Januari

Infeksi bakteri pneumokokus dapat menyebabkan pneumonia, meningitis, infeksi darah, dan kematian.

Orang dewasa dengan kekebalan tubuh yang rendah, penderita asma, dan perokok adalah kategori yang memiliki risiko tinggi terinfeksi pneumonia hingga mengalami gejala berat seperti meningitis, sepsis, dan bakteremia. Saat ini terdapat 2 tipe vaksin pneumonia yaitu:

  • Vaksin Pneumokokal Konjugat (PCV13) mencegah radang paru-paru akut yang disebabkan oleh 13 jenis bakteri pneumokokus. Pada dewasa, vaksin PCV13 diberikan 1 kali untuk seumur hidup.
  • Vaksin Pneumokokal Polsakarida (PPSV23) mencegah radang paru-paru akut yang disebabkan oleh 23 jenis bakteri Pneumokokus. Vaksinasi PPSV23 dapat diberikan mulai usia 19 tahun. Jika kamu mendapatkan vaksinasi PPSV 23 terlebih dahulu, vaksin PCV 13 dapat diberikan minimal 1 tahun setelah vaksin PPSV 23.

6. Meningitis 

Meningitis adalah penyakit peradangan pada selaput otak akibat bakteri Meningococcal.

Pada negara di sekitar African Meningitis Belt (Gambia, Senegal, Guinea-Bissau, dan Guinea, Mali, Burkina Faso, Ghana, Niger, Nigeria, Kamerun, Chad, Republik Afrika Tengah, Sudan, Sudan Selatan, Uganda, Kenya, Etiopia, hingga Eritrea) memiliki kasus meningitis yang tinggi.

Para pelaku perjalanan yang melewati rute ini, memiliki risiko tinggi terinfeksi bakteri. Vaksin meningitis juga dapat diberikan pada kondisi khusus lainnya, seperti perjalanan umrah dan ibadah haji.

Vaksin meningitis cukup diberikan satu dosis. Untuk keperluan keberangkatan umrah dan ibadah haji, vaksin meningitis wajib disertakan di International Certificate of Vaccination (ICV). 

7. Hepatitis A dan Hepatitis B

Penyakit Hepatitis A dan Hepatitis B dapat menyebabkan kerusakan organ hati hingga sirosis dan kanker, karenanya penting untuk melakukan vaksinasi ini.

Vaksinasi Hepatitis A diberikan dua kali dengan jarak minimal 6 bulan.

Sedangkan vaksin Hepatitis B dapat diberikan pada orang yang aktif secara seksual, tenaga kesehatan, orang dengan kekebalan tubuh yang rendah, orang yang terinfeksi HIV. Vaksin Hepatitis B diberikan tiga kali dengan jarak 0, 1, dan 6 bulan.

8. Tifoid

Demam tifoid/tipes menduduki urutan kelima penyakit paling menular di Indonesia.

Kurangnya menjaga higienitas menjadi faktor pendukung penularan demam tifoid. Vaksinasi tifoid diberikan satu dosis rutin setiap tiga tahun.

Untuk perlindungan penyakit yang lebih optimal, penting untuk selalu menerapkan pola hidup yang bersih dan sehat.

 Baca Juga: Efek Samping Vaksin Covid-19 untuk Anak 6 Bulan hingga 11 Tahun, Begini Cara Mendapatkannya

(*)

Mengenal Savant Syndrome, Kondisi Luar Biasa di Sinopsis Drakor Good Doctor