Sosok Sofia WD, Bintang Film Pengkhianatan G30S/PKI yang Seorang Agen Intelijen

Arintha Widya - Jumat, 24 Februari 2023
Sosok Sofia WD, aktris dan seorang agen intelijen
Sosok Sofia WD, aktris dan seorang agen intelijen

Parapuan.co - Kawan Puan mungkin belum mengenal sosok aktris Sofia WD, tapi coba tanya ayah, ibu, atau kakek-nenekmu.

Aktris yang terkenal pada era 1950 hingga 1980-an ini sudah membintangi puluhan judul film, salah satunya adalah Pengkhianatan G30S/PKI (1984).

Sepanjang hidupnya, Sofia WD tidak hanya piawai dalam berakting dan populer pada masanya lho, Kawan Puan.

Akan tetapi, ia juga merupakan seorang anggota agen intelijen berpangkat sersan mayor.

Bagaimana seorang aktris bisa berkarier sekaligus jadi agen? Daripada penasaran, simak kisah hidupnya seperti dikutip dari Kompas.com berikut ini, yuk!

Perjalanan Karier Sofia WD

Sofia WD atau Sofia Waldy lahir di Bandung, 12 Oktober 1924. Perempuan yang akrab disapa Sofi ini lulus dari sekolah Belanda HIS (Hollandsch-Inlandsche School).

Setelah lulus, ia bekerja di sebuah perusahaan milik Jepang yang di saat sama sedang menduduki wilayah Indonesia.

Saat usianya 14 tahun, Sofia WD menikah dengan seorang kapten bernama Eddy Endang.

Baca Juga: Lewat IFMA 2016, Captain Suarniati Ingin Dukung Karier Pelaut Perempuan

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dikumandangkan pada 17 Agustus 1945, semangat perjuangan Sofia WD dan sang suami muncul.

Beberapa lama setelahnya, Sofia bergabung dalam barisan propaganda di Bandung.

Sekitar 9 bulan pascakemerdekaan Indonesia, Kolonel Zulkifli Lubis yang merupakan seorang intel mendirikan Field Preparation (unit khusus intelijen).

Eddy dan Sofia pun mendaftarkan diri dan diterima. Di situ Sofia WD diberi pangkat sersan mayor dan ditugaskan di Purwakarta, Jawa Barat.

Pada 21 Juli 1947 saat Agresi Militer Belanda I, Sofia dan Eddy mengamankan diri ke Garut (Jawa Barat) dan harus berpisah.

Semua berjalan mulus pada awalnya, sampai ketika Sofia mendengar suaminya diculik dan dibunuh.

Kesedihan karena kematian sang suami membuat Sofi memutuskan mundur dari dunia militer dan kembali ke Bandung.

Di kampung halamannya, Sofia menyamar menjadi istri tukang minyak dan membuka warung nasi.

Suatu hari, ada kru pementasan sandiwara yang datang ke warung tempat Sofia bekerja dan makan di sana selama pentas di Bandung berlangsung.

Baca Juga: HUT TNI ke-76, Kata Panglima Soal Prospek Karier Perempuan di Militer

Beberapa kali makan di warung Sofia dan saling mengenal, salah seorang kru kemudian mengajaknya memulai karier sebagai aktris di Jakarta.

Selama di Jakarta dan setelah ikut dua kali pementasan, rupanya banyak orang yang menyukai akting Sofia WD.

Ia pun berkesempatan menjadi pemeran utama dalam drama berjudul Air Mata Mengalir di Tjitarum pada 1948.

Dari situlah karier Sofia sebagai aktris menanjak hingga membintangi puluhan judul film dan meraih penghargaan.

Salah satunya yang terkenal adalah film propaganda berjudul Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI yang disutradarai Arifin C. Noer.

Akhir Hayat

Perempuan yang pernah debut sebagai sutradara itu menggarap film pertamanya berjudul Badai Selatan (1960).

Film tersebut berhasil meraih penghargaan khusus bidang ketelitian penyutradaraan di Festival Film Berlin di Jerman pada 1963.

Alhasil, karier Sofia di dunia hiburan pun semakin bersinar. Langkahnya baru terhenti saat ia mengembuskan napas terakhir akibat serangan jantung.

Sofia WD meninggal dunia pada 22 Juli 1986 dan jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.

Wah, keren sekali ya perempuan yang satu ini? Semoga kisahnya menginspirasi Kawan Puan!

Baca Juga: Sosok Nicke Widyawati, Dirut Pertamina yang Masuk Daftar Perempuan Paling Berpengaruh

(*)

Sumber: Kompas.com
Penulis:
Editor: Rizka Rachmania