JD.ID Bangkrut, Ini 3 Penyebab Perusahaan Startup Gulung Tikar

Arintha Widya - Selasa, 31 Januari 2023
Penyebab perusahaan startup gulung tikar seperti yang dialami oleh JD.ID.
Penyebab perusahaan startup gulung tikar seperti yang dialami oleh JD.ID.

Parapuan.co - Setelah beberapa waktu lalu banyak perusahaan startup melakukan PHK untuk mengurangi jumlah karyawan, baru-baru ini ada satu yang bangkrut.

JD.ID, perusahaan startup yang bergerak di industri e-commerce atau layanan belanja daring, dinyatakan bakal berhenti beroperasi.

Mengutip Kompas.com, hal tersebut disampaikan langsung melalui laman resmi JD.ID dan sudah dikonfirmasi oleh Head of Corporate Communications & Public Affairs JD.ID Setya Yudha.

Pihaknya membenarkan bahwa JD.ID akan berhenti beroperasi mulai 31 Maret 2023.

Penghentian operasional itu disebut sudah menjadi keputusan strategis dari induk perusahaan, yakni JD.com.

Seperti JD.ID yang bangkrut, apa penyebab perusahaan startup mengalami kebangkrutan? Simak penjelasannya seperti dikutip dari Nextren di bawah ini!

1. Tidak Ada Mentor

Kemungkinan pertama dan paling utama dari bangkrutnya perusahaan startup ialah karena tidak adanya mentor.

Banyak pebisnis startup di Indonesia yang kurang mendapat arahan atau mentoring dari orang yang berpengalaman di bidang terkait.

Baca Juga: 4 Cara Wanita Karir Menjadi Mentor Berkualitas di Dunia Profesional

2. Kualitas Pendiri Startup

Penyebab kedua yaitu kualitas dari pendiri startup yang belum mumpuni karena tidak adanya mentor tadi.

Padahal, pendiri startup adalah sosok yang mestinya menentukan ke mana bisnis akan berjalan.

Tanpa arahan dan pengalaman, kemungkinan pengusaha startup gagal lebih besar.

3. Hanya Euforia

Kemungkinan ketiga, bisnis yang dibangun hanya karena euforia sesaat atau ikut-ikutan tren akan sulit bertahan.

Pasalnya saat ikut-ikutan, pengusaha cuma membuat startup tanpa memahami rantai bisnis agar startup-nya bisa bertahan.

Selain pendiri, keberadaan investor yang juga cuma ikut-ikutan akan berdampak pada kelangsungan startup itu sendiri.

Belum lagi jika investor hanya melihat perkembangan sesaat tanpa mempertimbangkan masa depan bisnis startup.

Jadi, ternyata perusahaan startup yang terbilang pesat perkembangannya di Indonesia juga belum tentu bisa bertahan di tengah persaingan ya, Kawan Puan.

Baca Juga: 3 Startup Asal Indonesia Bergabung dengan Google for Startups Accelerator, Apa Itu?

(*)

Sumber: Nextren.grid.id
Penulis:
Editor: Rizka Rachmania