Viral Soal Joki, BUMN Punya Sistem Canggih Pendeteksi Kecurangan Ini

Arintha Widya - Selasa, 17 Januari 2023
Ilustrasi sistem pendeteksi kecurangan di tes Rekrutmen Bersama BUMN
Ilustrasi sistem pendeteksi kecurangan di tes Rekrutmen Bersama BUMN Pexels/Christina Morillo

Parapuan.co - Baru-baru ini di media sosial viral soal adanya joki dalam proses Rekrutmen Bersama BUMN Batch 2.

Kabar ini sontak membuat banyak pihak terkejut, tak terkecuali Menteri BUMN Erick Thohir.

Mendengar kabar perjokian dalam seleksi BUMN, Erick Thohir menyatakan bahwa pihaknya akan memasukkan peserta ke dalam daftar hitam.

"Saya menerima laporan ada sejumlah peserta yang melakukan kecurangan saat mengerjakan soal ujian," kata Erick Thohir seperti dikutip dari Kompas.com.

"Tentu ini perbuatan tidak terpuji, saya minta mereka yang terbukti curang berdasarkan tangkapan sistem teknologi digital Kementerian BUMN untuk ditindak tegas," ungkapnya.

Terkait kecurangan menggunakan joki, Deputi Bidang Sumber Daya Manusia, Teknologi, dan Informasi Kementerian BUMN Tedi Bharata turut angkat bicara.

Menurutnya, proses Rekrutmen Bersama BUMN telah menerapkan sistem canggih yang bisa mendeteksi kecurangan selama tes seleksi.

Tedi Bharata menuturkan proses seleksi BUMN mengimplementasi teknologi proctoring.

Teknologi proctoring disinyalir mampu mendeteksi indikasi kecurangan yang dilakukan oleh peserta saat menjawab tes online yang dilakukan.

Baca Juga: Do's and Dont's dan 5 Hal yang Perlu Diperhatikan saat Tes TKD dan AKHLAK BUMN

"Dari awal, Kementerian BUMN telah menerapkan sistem proctoring atau pengawasan yang dapat mendeteksi aktivitas kecurangan yang dilakukan peserta saat mengerjakan tes secara daring," ujara Tedi dalam siaran pers.

Lebih lanjut, Tedi menjelaskan cara kerja sistem tersebut yang secara otomatis menunjukkan gerak-gerik peserta atau aktivitas yang menjurus pada tindak kecurangan.

"Semisal di layar ada dua orang, melakukan tangkapan layar, menggunakan multi-tab, hingga gerak-gerik mencurigakan semuanya terdeteksi oleh sistem," tutur Tedi.

Selain sistem pengawasan otomatis tadi, Tedi Bharata juga mengungkap bahwa BUMN menerima laporan dari masyarakat yang melihat indikasi kecurangan peserta tes.

Salah satu laporan yang diterimanya ialah terkait grup aplikasi berkedok bimbingan belajar.

Dari laporan tersebut, pihaknya mengidentifikasi 39 nama yang tergabung dalam grup.

Semua nama itu gugur dan di-blacklist sehingga tidak lagi dapat mengikuti proses rekrutmen yang dilakukan BUMN dan/atau Kementerian BUMN.

"Otomatis seluruhnya gugur. Dan bukan hanya digugurkan namun juga kami blacklist agar ke depannya tidak dapat mengikuti seluruh program lainnya yang dilakukan Kementerian BUMN dan BUMN," lanjut Tedi.

Lebih lanjut, Tedi mewakili BUMN memastikan bersikap terbuka terhadap masukan dari masyarakat terkait indikasi kecurangan dalam Rekrutmen Bersama BUMN.

Pasalnya, BUMN telah menegaskan bahwa pihaknya berharap peserta yang diterima adalah mereka yang jujur dan berintegritas.

Kawan Puan mesti melalui proses seleksi dengan tertib dan jujur, serta jangan hiraukan tawaran menggiurkan yang menurutmu adalah bentuk kecurangan, ya.

Baca Juga: 3 Indikasi Kecurangan Tes Rekrutmen Bersama BUMN Ini Bikin Auto Gagal

(*)

Sumber: Kompas.com
Penulis:
Editor: Rizka Rachmania