Anneila Firza Kadriyanti

Pengamat komunikasi politik gender; founder dan pegiat literasi digital Mari Melek Media; feminist blogger.

Membenahi Perekrutan Partai untuk Memperjuangkan Kepentingan Perempuan

Anneila Firza Kadriyanti Sabtu, 14 Januari 2023
Proses rekrutment partai politik menuju Pemilu 2024 perlu dibenahi demi kader berkualitas yang bisa memperjuangkan kepentingan perempuan.
Proses rekrutment partai politik menuju Pemilu 2024 perlu dibenahi demi kader berkualitas yang bisa memperjuangkan kepentingan perempuan. Jane_Kelly

Tulisan ini merupakan pandangan pribadi dari penulis.

Maka dari itu, rekrutmen dan kaderisasi menjadi proses penting dan mutlak bagi parpol.

Pelaksanaan proses tersebut mampu menyeleksi calon pengurus partai (yang kelak bisa juga menjadi calon anggota legislatif) yang berkualitas.

Perekrutan pun berarti memperluas kesempatan partisipasi politik dari beragam latar belakang sosial-ekonomi-budaya untuk menjadi representasi masyarakat yang beragam dan pluralis.

Saat parpol telah berhasil menghadirkan keberagaman yang tercermin dari latar belakang dan pengalaman sosial kader-kadernya, kedekatan antara pemilih dan parpol akan terbentuk sebab pemilih mampu mengidentifikasi kepentingan dirinya lewat parpol dan kadernya.

Secara positif ini akan memunculkan partisipasi aktif publik secara sukarela dengan menjadi partisan yang ikut terlibat demi memenangkan parpol pada saat pemilu (Verba, et all, 1995).

Parpol yang hanya mengandalkan popularitas atau menyeleksi kader berdasarkan kedekatan dengan elit tertentu, selamanya tidak akan bisa bertahan.

Elektabilitas politik yang dibangun berdasarkan popularitas akan menghilang dalam sekejap andaikan figur populer yang diandalkan tiba-tiba terserang skandal, atau kalah populer dengan figur lain yang lebih sensasional.

Baca Juga: 5 Jenjang Karier Profesi Politisi dalam Partai Politik serta Tugasnya

Menolak Proporsional Tertutup Tanpa Mempertimbangkan Kepentingan Perempuan

Fatal bagi perempuan, sebab dalam hingar-bingar narasi politik yang melulu berkisar pada cara meraih kekuasaan, kepentingan dan isu perempuan tidak pernah menjadi fokus dan bagian dalam wacana utama.