Cara Meninggalkan Pasangan Manipulatif yang Melakukan Love Bombing

Arintha Widya - Jumat, 16 Desember 2022
Ilustrasi cara meninggalkan pasangan yang melakukan love bombing
Ilustrasi cara meninggalkan pasangan yang melakukan love bombing fizkes

Parapuan.co - Belum lama ini istilah love bombing jadi perhatian publik setelah aktris Arawinda Kirana diduga pernah mengalaminya.

Love bombing sendiri merupakan istilah yang dipakai untuk menggambarkan bagaimana seseorang menghujani orang lain dengan kalimat romantis dan ungkapan cinta.

Orang yang melakukan love bombing cenderung manipulatif dan akan "mengikat" pasangannya dengan cara yang berlebihan dalam mencintai.

Lantaran dihujani dengan cinta yang berlebihan, akan sangat sulit meninggalkan pasangan seperti ini meski kamu sudah merasa tidak nyaman berada di dekatnya.

Oleh sebab itu, dibutuhkan langkah tepat untuk dapat keluar dari hubungan, meski tetap butuh waktu buat benar-benar bisa meninggalkan pasangan.

Michelle Jaqua, seorang blogger yang mengadvokasi perempuan sekaligus penulis dan pendiri The Virago membagikan tipsnya melalui Medium.

Seperti apa? Simak cara meninggalkan pasangan manipulatif pelaku love bombing yang disebut berdasarkan pada kisah nyata berikut ini!

Keluar dari Hubungan dengan Seorang Love Bomber

Michelle Jaqua menjelaskan bahwa seorang pensiunan polisi yang tidak disebutkan namanya menyarankan agar "korban" love bombing memutuskan hubungan secara tidak langsung.

Baca Juga: Percintaan Berakhir Kilat, Kenali Love Bombing Dan 4 Tandanya

 

Ini karena seorang manipulatif cenderung punya kendali emosional yang besar terhadap "korban".

Pensiunan polisi itu meminta agar "korban" berhenti menemui pelaku love bombing dan menuliskan surat yang memuat tiga pesan, yaitu:

1. Menuliskan sesuatu yang positif mengenai pelaku love bombing, mulai dari bagaimana senangnya saat "korban" pertama kali bertemu dengannya hingga keseruan saat menikmati waktu bersama.

2. Kemudian, surat dilanjutkan dengan menjelaskan bahwa beberapa sikap pelaku membuat "korban" merasa tidak nyaman.

Di bagian ini, kamu bisa menyebutkan sikap mana saja yang membuatmu kurang nyaman, seperti terlalu posesif, sering memata-matai, dan lain sebagainya.

3. Pesan terakhir di dalam surat ialah klarifikasi bahwa kamu tidak ingin lagi bertemu dengannya.

Di sini, kamu bisa meminta pelaku untuk tidak menghubungimu lagi, baik lewat pesan singkat, email, maupun bertemu langsung.

Michelle Jaqua menambahkan, cara ini mungkin tidak langsung akan membuat pelaku love bombing yang manipulatif berhenti dan benar-benar meninggalkan "korban".

Pelaku mungkin akan kembali lagi dan berusaha menemui "korban" dengan cara apa pun.

Untuk itu, kamu membutuhkan bantuan dari teman dan kerabat agar tidak memberikan informasi apa pun terkait dirimu kepada pelaku love bombing.

Nantinya, ia akan butuh beberapa waktu untuk bisa melepaskanmu walau bisa jadi tidak sepenuhnya menyadari kesalahannya.

Baca Juga: Hati-Hati! Ini 3 Perbedaan PKDT Normal dan Love Bombing di Hubungan

(*)

Sumber: Medium
Penulis:
Editor: Rizka Rachmania