Rumah dan Gedung Tahan Gempa, Ternyata Ini Standar Bangunan di Jepang

Arintha Widya - Rabu, 23 November 2022
Ilustrasi bangunan tahan gempa di jepang
Ilustrasi bangunan tahan gempa di jepang

Parapuan.co - Kawan Puan, letak Indonesia yang berada di pertemuan tiga lempeng bumi, yaitu lempeng Pasifik, Eurasia, dan Indo-Australia membuat sejumlah daerah rawan terkena gempa.

Salah satunya yang baru-baru ini terjadi adalah gempa di kawasan Cianjur, Jawa Barat.

Ternyata, Indonesia bukan satu-satunya negara yang kerap dilanda bencana gempa bumi, lho.

Ada Jepang, yang sering ditimpa gempa bumi karena berada di Cincin Api Pasifik, sebuah zona di mana lempeng tektonik Eurasia, Pasifik, dan Filipina saling bertemu.

Bedanya, dampak kerusakan bangunan yang ditimbulkan saat gempa bumi di Jepang tidak sebesar di Indonesia.

Mengapa? Ini karena kecakapan insinyur di Jepang dalam merancang bangunan tahan gempa.

Mengutip Plan Radar, gempa bumi terbesar sepanjang sejarah pada 1923 silam menjadi latar belakang para pemimpin Jepang akhirnya mencetuskan dibuatnya bangunan tahan gempa.

Setelah Perang Dunia II, pemerintah Jepang memaksa pembangun membuat struktur tahan gempa dengan menerapkan standar sebagai berikut:

1. Taishin

Baca Juga: Ini 3 Risiko Apabila Menggunakan Bahan Bangunan Berkualitas Rendah

Ini adalah persyaratan minimum untuk bangunan tahan gempa di Jepang, di mana ada aturan ketebalan minimum untuk balok, pilar, dan dinding.

2. Seishin

Bangunan tahan gempa tingkat berikutnya di Jepang adalah Seishin yang direkomendasikan untuk bangunan bertingkat tinggi.

Di standar ini, bangunan diharuskan menggunakan peredam yang menyerap banyak energi gempa.

Intinya, lapisan peta karet tebal diletakkan di tanah di bawah pondasi, sehingga dapat meredam getaran.

3. Menshin

Menshin dianggap sebagai bentuk bangunan tahan gempa tercanggih di Jepang sekaligus termahal.

Struktur bangunannya diisolasi dari tanah oleh lapisan timah, baja, dan karet yang bergerak sendiri-sendiri dengan tanah di bawahnya.

Dengan teknik ini, sebuah bangunan hanya akan bergerak sangat sedikit, bahkan selama gempa yang paling parah.

Baca Juga: Selain Tahan Gempa, Ini 3 Kelebihan Membangun Rumah dengan Baja Ringan

Fitur Bangunan Tahan Gempa di Jepang

Umumnya, arsitek Jepang bisa memilih fitur bangunan tahan gempa yang paling tidak meliputi beberapa hal berikut:

- Penggunaan rangka baja pada inti bangunan, tidak seperti struktur bangunan Barat/Eropa yang menggunakan inti beton bertulang.

- Penggunaan peredam diagonal serta balok dan kolom baja.

- Terdapat pendulum atau bandul di inti atau di atap bangunan.

- Peredam yang dipasang di antara tingkat bangunan.

- Struktur jaring untuk membantu membentengi bangunan.

- Leter T yang dibuat untuk terputus.

- Bangunan terhubung dengan sistem peringatan dini negara, yang mengingatkan penduduk pada gempa yang akan datang.

- Penggunaan pintu jatuh yang menyediakan lebih banyak cara untuk melarikan diri.

- Lampu tertutup untuk melindungi orang jika bola lampu meledak saat terjadi gempa.

Keren ya, Kawan Puan? Mungkinkah standar di atas bisa diaplikasikan pada bangunan-bangunan baru di Indonesia nantinya?

Baca Juga: Memahami Pentingnya Asuransi Properti sebagai Proteksi Aset Bangunan

(*)

Sumber: Plan Radar
Penulis:
Editor: Rizka Rachmania