Review Film Sri Asih, Pahlawan Perempuan Dobrak Stigma Dunia Superhero yang Maskulin

Alessandra Langit - Kamis, 17 November 2022
Review Sri Asih
Review Sri Asih CINEMA XXI

Parapuan.co - Film superhero perempuan pertama Indonesia berjudul Sri Asih kini hadir menyapa masyarakat Indonesia.

Film Sri Asih tayang di bioskop Indonesia mulai hari ini, Kamis (17/11/2022).

Film Sri Asih karya sutradara Upi ini berkisah tentang Alana yang tak mengerti kenapa ia selalu dipengaruhi amarah, tapi ia selalu berusaha melawannya.

Memasuki usia dewasa, Alana menemukan fakta mengenai asalnya dan bahwa ia bukan perempuan biasa.

Ia mungkin adalah berkah untuk kemanusiaan dan menjadi pelindungnya sebagai titisan Sri Asih.

Namun, Alana juga bisa menyebabkan kehancuran bagi dunia jika ia tak bisa mengontrol amarahnya.

PARAPUAN berkesempatan untuk menyaksikan penayangan film Sri Asih pada Selasa (15/11/2022).

Film Sri Asih berhasil membuat gerbang jagat pahlawan super Indonesia yang berkelas dan siap bersaing di dunia internasional.

Sri Asih Dobrak Stigma Pahlawan Super yang Maskulin

Baca Juga: Mengenal Karakter Perempuan Sri Asih, Superhero Perempuan Pertama Indonesia

Alih-alih tampil "sempurna" layaknya pahlawan super, karakter Sri Asih hadir dengan masalah penerimaan diri yang kompleks.

Di lain sisi, Sri Asih digambarkan mendobrak stigma sosial tentang bagaimana seorang perempuan harus bersikap.

Semenjak kecil, Sri Asih berani untuk bersuara, melawan dengan fisik, hingga punya kendali penuh akan pilihannya.

Alana sang Sri Asih juga bekerja sebagai petarung profesional, sebuah profesi yang lekat dengan maskulinitas.

Dunia superhero sendiri, baik di Hollywood maupun Indonesia, sangat maskulin dan kerap kali menerapkan male gaze dalam film-filmnya.

Disutradarai oleh perempuan, film Sri Asih membuka gerbang cerita pahlawan super yang setara.

Penggambaran lingkungan masyarakat yang masih memandang perempuan sebelah mata juga terlihat jelas dalam film ini.

"Kamu lumayan juga untuk ukuran perempuan," kata seorang lawan Sri Asih di tengah pertempuran.

Tak hanya itu, pandangan masyarakat yang menyayangkan perempuan dengan hobi bela diri pun tersampaikan dalam film ini.

Baca Juga: Rayakan Hari Pahlawan, Film Sri Asih Bakal Tayang Spesial di 7 Kota

Lelucon seksis yang dilontarkan pada Sri Asih saat pertarungan hingga isu kekerasan seksual yang memantik amarah sang superhero menunjukkan bahwa identitas gender Sri Asih sebagai perempuan juga menjadi sorotan utama film ini.

Secara sinematografi, film Sri Asih menunjukkan keberpihakannya pada perempuan dengan shot yang tidak mengeksplor tubuh Pevita Pearce sebagai Alana.

Di tengah pertarungan yang intim dan penuh dengan gerak tubuh, mata penonton dibawa koreografi bela diri dan ekspresi kemarahan Sri Asih alih-alih lekuk tubuh perempuan.

Hal ini menjadi spesial mengingat film superhero memiliki pasar laki-laki yang besar dan jika berkaca ke Hollywood, tak sedikit film pahlawan super atau aksi yang menjadikan tubuh perempuan sebagai nilai jual lebih.

Plot yang Menyisakan Tanda Tanya

Secara penceritaan, film Sri Asih masih meninggalkan tanda tanya.

Pertarungan Sri Asih masih ada yang terasa tak tuntas, menyisakan rasa penasaran penonton.

Pengenalan-pengenalan karakter dalam film Sri Asih juga tidak cukup dalam, membuat penonton tak merasa simpati.

Plot film Sri Asih terasa terburu-buru dengan begitu banyak kompleksitas isu di dalam filmnya.

Di luar itu, penampilan Pevita Pearce yang totalitas menjadi nilai tambah film Sri Asih yang menyampaikan pesan pemberdayaan perempuan dan kesetaraan.

Selain itu, kemunculan karakter-karakter lain dari Bumilangit Cinematic Universe memantik kehebohan dan menjadi kejutan bagi penonton.

Sri Asih berhasil menaikan kelas film superhero Indonesia setelah Gundala, menjadi harapan besar bagi Bumilangit Cinematic Universe untuk menjadi jagat sinema yang besar.

Film Sri Asih bisa Kawan Puan saksikan di bioskop Indonesia mulai 17 November 2022.

Baca Juga: Bocoran Mid-Credit Scene Film Sri Asih, Mulai Tayang Hari Ini di Bioskop

(*)

Penulis:
Editor: Linda Fitria