Review Film Black Panther: Wakanda Forever, Perempuan Berdaya di Tengah Kedukaan

Alessandra Langit - Rabu, 9 November 2022
Review film Black Panther: Wakanda Forever yang tayang di bioskop Indonesia mulai 9 November.
Review film Black Panther: Wakanda Forever yang tayang di bioskop Indonesia mulai 9 November. Marvel Studios

Parapuan.co - Film Marvel Cinematic Universe terbaru yaitu Black Panther: Wakanda Forever tayang di bioskop Indonesia mulai hari ini (9/11/2022).

Film Black Panther: Wakanda Forever menjadi perpisahan yang menyentuh dengan mendiang Chadwick Boseman, sang Black Panther yang meninggal dunia.

Lewat film Black Panther: Wakanda Forever, penonton diajak mengikuti proses kedukaan rakyat Wakanda atas kepergian sang Black Panther.

Di lain sisi, film ini menawarkan pemberdayaan perempuan yang berada di tahta kepemimpinan negeri Wakanda.

Film Black Panther: Wakanda Forever menceritakan tentang pemimpin-pemimpin yang berjuang melindungi negara mereka.

Ancaman dan serangan pasukan negeri lain datang silih berganti setelah kematian Raja T'Challa.

Sementara, ancaman baru datang dari negara bawah laut Talokan yang tersembunyi yang diperintah oleh Namor.

PARAPUAN berkesempatan menyaksikan film Black Panther: Wakanda Forever pada Selasa (8/11/2022).

Di tengah banyaknya film Marvel di pasaran, Black Panther: Wakanda Forever hadir sebagai film yang berpihak pada perempuan.

Baca Juga: Sinopsis Film Black Panther: Wakanda Forever, Siap Tayang di Bioskop Indonesia

Kepemimpinan Perempuan Berdaya

Film Black Panther: Wakanda Forever menawarkan cerita soal kepemimpinan perempuan yang kuat dan setara.

Wakanda kini dipimpin oleh Ramonda, ibunda dari Raja T'Challa, yang tegas dan bersahaja sebagai seorang Ratu.

Di bawah kepemimpinan Ramonda, perempuan memiliki tahta tinggi, salah satunya jenderal yang memimpin perang.

Kepemimpinan perempuan dalam film Black Panther: Wakanda Forever ini menjadi angin segar ditengah stigma film superhero sebagai tontonan laki-laki.

Perempuan Wakanda digambarkan mampu mengambil keputusan dan punya kendali penuh akan hidup mereka serta negaranya.

Hal itu menjadi semakin istimewa dengan fakta bahwa setiap karakter perempuan di dalamnya masih dalam proses kedukaan pasca wafatnya Raja T'Challa.

Selain Ramonda di tahta kepemimpinan negara, ada Shuri, adik T'Challa yang memimpin penelitian dan segala hal yang berhubungan dengan teknologi.

Karakter Shuri mematahkan stigma perempuan tidak bisa mengandalkan logika dan cenderung emosional.

Baca Juga: Jadwal Tayang Black Panther: Wakanda Forever, Siap-Siap Pesan Tiket!

Secara keseluruhan cerita, kepemimpinan perempuan, baik dalam bidang perang maupun di strategi di baliknya, sangatlah dominan dalam film Black Panther: Wakanda Forever.

Proses Kedukaan yang Manusiawi

Ketika berbicara soal superhero atau pahlawan super, tak sedikit orang yang merasa setiap karakternya cukup kuat untuk menghadapi cobaan.

Di film Black Panther: Wakanda Forever ini, penonto diajak mengikuti proses kedukaan dari masyarakat Wakanda.

Para pahlawan Wakanda digambarkan memiliki sisi kelembutan yang membuat kedukaan yang mereka rasakan terlihat nyata.

Pahlawan tidak digambarkan sempurna dan selalu kuat, ada sisi manusiawi yang bisa penonton lihat dari pahlawan-pahlawan Wakanda.

Rasa kehilangan sebagai ibu, kekasih, dan adik perempuan juga digambarkan sangat berbeda, membuat film ini kaya akan sisi emosional manusia yang beragam.

Film Black Panther: Wakanda Forever bukanlah film superhero sederhana yang menawarkan hiburan dan aksi pertarungan luar biasa.

Film ini menawarkan pemberdayaan perempuan dan rasa manusiawi yang dekat dengan penonton walaupun mengangkat cerita fantasi.

Baca Juga: Makna Lirik Lagu Rihanna Lift Me Up yang Jadi Soundtrack Black Panther: Wakanda Forever

(*)