Cinta Laura Bicara Soal Tantangan Mimpi Perempuan Indonesia di Acara #GirlsBelongHere

Aulia Firafiroh - Rabu, 2 November 2022
Kampanye #GirlsBelongHere
Kampanye #GirlsBelongHere dok. YouTube

Parapuan.co- AstraZeneca Indonesia dan Yayasan Plan Internasional Indonesia menggagas kampanye #GirlsBelongHere untuk meningkatkan keterwakilan perempuan muda di berbagai bidaang khususnya kesehatan.

Acara yang diadakan di kantor AstraZeneca Indonesia pada Jumat (28/10/2022) kemarin ini, dihadiri oleh beberapa narasumber.

Ada Sewhan Chon (Presiden Direktur AstraZeneca Indonesia), Nazla Mariza (Influencing Director Yayasan Plan International Indonesia), tiga finalis #GirlsBelongHere 2022 dan aktris Cinta Laura Kiehl.

Dalam acara ini, sosok Cinta Laura menjadi sorotan.

Siapa sangka perempuan yang lahir pada 17 Agustus 1993 di Quackenberk, Jerman ini, ternyata memiliki yayasan pendidikan Soekarsono Foundation.

Cinta Laura mengalami cerita soal hambatan-hambatan yang terjadi kepada perempuan dalam meraih mimpi.

Hambatan tersebut ia alami ketika duduk di bangku sekolah.

Ketika berusia remaja, ia sadar jika untuk masuk ke jenjang pendidikan atau universitas yang diinginkan, penting untuk tidak berfokus pada prestasi.

Namun Cinta mengakui bahwa sering ada tekanan dari lingkungan kepada perempuan.

Baca juga: Kekerasan pada Perempuan Meningkat, Ini Langkah Yayasan Plan Indonesia Mengatasinya

"Sering sekali anak muda di push oleh lingkungan mereka, untuk memikirkan nilai, nilai, nilai dan hal yang tertulis di sebuah kertas," ujar Cinta Laura.

Bagi pelantun lagu Guardian Angel ini, memang mendapatkan nilai maksimal adalah suatu hal penting, tetapi menjadi lebih adaptif juga lebih penting.

"Namun saat kita memasuki kehidupan profesional, skill set yang dibutuhkan oleh dunia nyata bukan hanya menghafal atau menghitung. Kalau aku dulu, saat duduk di bangku SMP, SMA, aku banyak melakukan eksplorasi pada hal-hal yang membuat aku mengerti apa kelebihanku dan kekuranganku," ujar Cinta.

Sejak dahulu Cinta sendiri tidak hanya berfokus pada pendidikan dan nilai-nilai yang terlihat.

Ia juga mengembangkan diri di bidang olahraga.

"Selain fokus pada pendidikan dan nilai-nilai maksimal, dulu aku atlet di sekolah. Aku ikut basket, lari. Nah, dari situlah aku belajar bagaimana caranya harus bekerjasama, diskusi, dan berkomunikasi dengan orang lain," cerita Cinta.

Jika Kawan Puan, tidak menyukai olahraga, Cinta menyarankan untuk mengikuti kegiatan lain seperti organisasi yang mampu mengasah kemampuan diplomasi dan bersosialisasi. 

Pasalnya, sikap adaptif bisa muncul dari kemampuan diplomasi dan bersosialisasi.

"Selama ini aku belajar jika memiliki holistic understanding about the roles sangatlah penting. Kamu perlu mencapai nilai untuk masuk ke sebuah Universitas atau pendidikan lanjut. Tapi itu bukan segalanya. Kamu perlu menjadi adaptif," tambahnya.

Tantangan selanjutnya yang kerap dihadapi perempuan ketika meraih mimpi ialah kerap membandingkan diri dengan orang lain.

Baca juga: Pentingnya 3 Isu Kesehatan yang Dikedepankan di KTT G20 untuk Perempuan dan Anak-anak

Apalagi sekarang segalanya semakin digital, dan banyak orang sibuk memamerkan kehidupan di media sosial.

"Kita tinggal di dunia yang semakin digital. Kita kerap membandingkan diri kita dengan orang lain. Biasanya yang terlihat, itu sudah terkurasi. Hal itu yang tidak diketahui. Maka dari itu, jangan mudah menyerah ketika kita melihat jalan hidup seseorang lebih mudah," ujar Cinta.

Bagi Cinta, menjadi seorang perempuan seperti berada di spektrum unik dengan berbagai karakter.

Ada perempuan yang sabar, lembut, dan pendiam, namun bukan berarti mereka lemah.

Sedangkan, Cinta mengakui bahwa dirinya adalah perempuan yang memiliki karakter maskulin sepert, suka speak up, agresif, dan berani.

"Women and girls are powerful. Jangan pernah meragukan diri kita. Kita bisa menjadi empatik, tapi kita juga bisa menjadi logis," kata Cinta.

Sebelum menutup pembicaraan, Cinta memberikan petuah bagi Kawan Puan yang masih bingung dengan cita-cita dan impiannya.

"Kalian masih muda. Kalian tidak perlu segera tahu apa yang kalian inginkan. Jika keinginanmu beberapa tahun yang lalu berbeda dengan sekarang, that's fine! 5 tahun yang lalu aku ingin menjadi artis. Sekarang aku sama sekali tidak memandang diriku sebagai artis. Tapi sekarang aku ingin menjadi pekerja sosial dan mengisi seminar seperti ini," ujar Cinta. (*) 

Penulis:
Editor: Aulia Firafiroh