Ini Kesalahan Utama Festival Berdendang Bergoyang Menurut Pengamat Musik

Alessandra Langit - Selasa, 1 November 2022
Puluhan penonton pingsan, over kapasitas di festival Berdendang Bergoyang
Puluhan penonton pingsan, over kapasitas di festival Berdendang Bergoyang Instagram.com/berdendangbergoyang

Parapuan.co - Festival musik Berdendang Bergoyang kini masih menjadi sorotan publik di media sosial.

Festival yang seharusnya diadakan selama tiga hari pada 28-30 Oktober 2022 ini harus membatalkan hari terakhirnya.

Pihak polisi mencabut izin festival di hari kedua karena ada beberapa kesalahan yang membuat jumlah penonton melebihi kapastias tempat.

Hal ini membuat banyak pihak kecewa dengan penyelenggara festival Berdendang Bergoyang, termasuk pengamat musik Wendi Putranto.

Lewat utas di Twitter, Wendi Putranto menjabarkan kesalahan utama yang dilakukan oleh festival musik Berdendang Bergoyang.

Salah satu faktor utama festival ini harus dihentikan adalah pemilihan lokasi yang tidak sesuai dengan target penjualan tiket.

"Kesalahan utama adalah pemilihan venue Istora Senayan untuk festival star studded line-up nasional seperti ini," tulis @wenzrawk via Kompas.com.

"Indoor Istora itu kapasitas 7000 pax, diisi +10.000 aja tanpa ada panggung-panggung lain aja sudah padat banget traffic crowdnya," lanjutnya.

Menurut pengamatan Wendi, tempat yang dipilih tidak berbanding lurus dengan jumlah penonton yang datang.

Baca Juga: Festival Musik Berdendang Bergoyang Hari Ketiga Dibatalkan, Panitia Bakal Refund Tiket

Banyaknya jumlah penonton membuat mobilitas dari satu panggung ke panggung lain sulit dan terbatas.

Banyak penonton yang tidak bisa menyaksikan artis yang tampil karena terjebak di kerumunan.

"Susah buat pergeseran crowd antar panggung pastinya. Rata-rata penampil adalah nama-nama besar semua dengan fanbase ribuan orang, ngebayanginnya aja ngeri tumplek blek di satu venue," cerita Wendi.

"Itu makanya Java Jazz Fest check out dari Senayan lebih dari 1 dekade lalu, udah gak muat lagi," lanjutnya.

Berdasarkan pengalamannya, Wendi sangat menyayangkan festival ini tidak digelar di Ji-Expo Kemayoran.

"Ini idealnya memang di JIEXPO venuenya, semua fasilitas publik sudah sangat mendukung," tulis Wendi.

"Bicara bakal rame atau sepi karena diadakan setelah Pespor dan Sync Fest itu topik lain lagi untuk dibahas," lanjutnya.

Wendi juga kecewa dengan cara panitia menangani kerumunan dan sampah yang berserakan.

Walau begitu, Wendi tetap bersyukur festival Berdendang Bergoyang ini tidak berakhir seperti Tragedi Kanjuruhan.

Penonton dapat keluar dari tempat festival dengan selamat walaupun sempat terjebak di kerumunan.

Baca Juga: Berkaca dari Tragedi Itaewon, Ini 7 Hal yang Harus Kamu Lakukan Jika Terjebak di Kerumunan

(*)

Sumber: Kompas.com
Penulis:
Editor: Dinia Adrianjara