Afina Syifa Ceritakan Perjalanan Penerimaan Dirinya Hadapi Gangguan Kesehatan Mental

Ardela Nabila - Rabu, 28 September 2022
Afina Syifa.
Afina Syifa. Dok. Instagram @afinasyf

“Tapi kalau sekarang aku sudah mulai menerima. Cara menerimanya itu aku menerima semua perasaan dan emosi yang aku rasakan,” kata alumnus jurusan Kesejahteraan Sosial di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unpad itu.

Perjalanan yang ia sebut sebagai proses Memanusiakan Diri Sendiri itu dilakukan dengan cara membangun kesadaran atas emosi yang dirasakannya.

Misalnya saja ketika merasa sedih, alih-alih berpikir untuk harus selalu bahagia, ia lebih memilih untuk mengobrol dan menenangkan diri sendiri.

“Jadi menghadapi diri sendiri, aku bayangin di depan aku itu ada aku, di mana aku berusaha megang dia, peluk dia, dan mencoba menenangkan. Khususnya waktu pas lagi SJS (steven-johnson syndrome). Jadi ngobrol dan curhat sama diri sendiri,” sambungnya.

Lebih jauh, ia juga selalu berusaha untuk mengingat perjalanan panjang dan berliku yang sudah dilaluinya untuk mencapai tahap penerimaan diri.

“Aku ingat salah satu ayat di Al-Qur’an bahwa Allah itu menyayangi aku. Jadi kalau yang di Atas saja sayang sama aku, aku juga harus sayang sama diri aku. Apalagi perjuangan aku sudah panjang banget,” jelasnya.

Afina kemudian mengatakan, “Memang susah banget untuk mencapai titik menyayangi diri sendiri, tapi aku percaya sama prosesnya karena enggak harus tiba-tiba besoknya kita menerima kondisi kita.”

Hingga saat ini, Afina Syifa mengaku masih ingin berusaha untuk menstabilkan emosinya agar ke depannya bisa membantu mereka yang juga harus berjuang saat menghadapi gangguan kesehatan mental.

Baca Juga: Gangguan Depresi atau Bipolar? Ketahui Perbedaan Masalah Kesehatan Mental

Meski sudah lebih stabil dan terbuka terhadap apa yang dirasakannya, ia masih ingin terus belajar mengenal dirinya lebih dalam lagi.

“Aku juga pengin lebih stabil agar bisa bantu teman-teman dan bisa beraktivitas dengan baik. Aku juga ingin lebih sayang sama diri sendiri dan lebih aware terhadap emosi-emosi yang ada karena sampai sekarang aku juga masih belajar, kan,” ungkap Afina.

Wah, semoga apa yang diharapkan Afina ke depannya bisa segera terwujud, terutama dalam hal penerimaan diri sendiri, ya! (*)