Apa Itu Social Commerce yang Dipakai 86 Persen Masyarakat saat Berbelanja?

Arintha Widya - Kamis, 22 September 2022
ilustrasi social commerce
ilustrasi social commerce marchmeena29

Parapuan.co - Kawan Puan, tahukah kamu kalau masyarakat Indonesia banyak memanfaatkan media sosial ketika sedang berbelanja online?

Baru-baru ini, Populix mengadakan survei mengenai pengalaman dan kebiasaan masyarakat Indonesia dalam menggunakan platform social commerce.

Di dalam siaran pers yang diterima PARAPUAN, survei tersebut terangkum dalam laporan berjudul "The Social Commerce Landscape in Indonesia".

Hasil survei menunjukkan bahwa 52 persen masyarakat Indonesia sudah mengetahui tren transaksi jual beli melalui media sosial.

Social commerce kian populer karena menjadi opsi baru belanja online secara mudah dan memungkinkan interaksi langsung dengan penjual sambil menjelajahi media sosial, tanpa berpindah aplikasi.

Sementara dari sisi penjual, social commerce memungkinkan mereka untuk menjangkau calon pelanggan yang lebih luas.

Laporan survei menunjukkan bahwa 86 persen masyarakat Indonesia pernah berbelanja melalui platform media sosial.

Menurut survei Populix itu juga, tercatat bahwa TikTok Shop (45 persen) merupakan platform yang paling sering digunakan.

Setelah TikTok Shop, ada WhatsApp (21 persen), Facebook Shop (10 persen), dan Instagram Shop (10 persen).

Baca Juga: 6 Tips Memulai Bisnis dari Nol untuk Milenial, Pilih E-Commerce yang Tepat

Di media sosial itu, mayoritas masyarakat berbelanja pakaian (61 persen), produk kecantikan (43 persen), dan makanan dan minuman (38 persen).

Selain itu, ada pula belanja handphone dan aksesoris (31 persen) dengan rata-rata pengeluaran sekitar Rp275.000 setiap bulannya.

Lantas, apa sebenarnya social commerce dan seperti apa bedanya dengan e-commerce? Berikut penjelasannya!

Melansir Sprout Social, social commerce adalah proses pembelian dan penjualan barang atau jasa secara langsung melalui media sosial.

Model berbelanja ini menggerakkan media sosial melampaui peranannya, yang sebelumnya hanya untuk berinteraksi secara digital saja.

Proses belanja melalui social commerce memungkinkan proses pembelian tanpa meninggalkan aplikasi media sosial untuk ke aplikasi e-commerce.

Nah, e-commerce sendiri merujuk pada platform belanja daring melalui aplikasi yang bukan aplikasi media sosial.

Ada sejumlah e-commerce yang dikenal di Indonesia, di antaranya Shopee, Tokopedia, Bukalapak, Lazada, dan lain sebagainya.

Kalau Kawan Puan lebih suka belanja di salah satu toko online tersebut atau lewat media sosial, nih?

Baca Juga: Survei: Tokopedia Jadi E-Commerce Favorit Perempuan Milenial dan Gen Z

(*)

Sumber: Sprout Social
Penulis:
Editor: Citra Narada Putri