Begini Cara Menyembuhkan Luka pada Jiwa, Demi Kembali Merasa Bahagia

Tim Parapuan - Rabu, 24 Agustus 2022
Cara bahagia dengan menyembuhkan luka pada jiwa.
Cara bahagia dengan menyembuhkan luka pada jiwa. miya227

Parapuan.co – Kawan Puan, pernahkah kamu menonton film The Pursuit of Happyness yang dibintangi Will Smith?

Pada film rilisan tahun 2006 tersebut, karakter Christopher Gardner, yang diperankan oleh Will Smith mengatakan:

That maybe happiness is something that we can only pursue and maybe we can actually never have it. No matter what.”

Rasa pesimis yang kental dalam kalimat itu menunjukkan rasa frustrasi manusia dalam mengejar kebahagiaan.

Seakan-akan, bahagia adalah hal yang paling sulit—untuk tidak mengatakan mustahil—dicapai dalam kehidupan.

Memang, pencarian kebahagiaan telah menjadi bagian dari sejarah panjang kehidupan manusia.

Sejak dulu kala, manusia berlomba-lomba mendefinisikan dan mencari tahu apa sebenarnya kebahagiaan itu.

Aristoteles, filsuf Yunani Kuno, mengaitkan kebahagiaan dengan pencapaian segala sesuatu, baik kekayaan, kekuasaan, pengetahuan, hingga relasi sosial.

Di sisi berlawanan, kaum Stoik menilai kebahagiaan hanya bisa didapatkan ketika kita pasrah dan menerima keadaan.

Baca Juga: Merayakan Bahagia dengan Cara Sederhana, Salah Satunya Berterima Kasih ke Diri Sendiri

Regis Machdy, penulis Loving the Wounded Soul yang diterbitkan Gramedia Pustaka Utama, berusaha memberi kesadaran baru bahwa pencarian kebahagiaan tidak sesederhana meraih segala sesuatu di dunia, seperti yang dimaksudkan Aristoteles.

Pun untuk pasrah dan legawa dalam menerima keadaan, seperti cita-cita mulia kaum Stoik, bukan hal yang serta-merta bisa dilakukan dengan mudah.

Buku Loving The Wounded Soul karya Regis Machdy.
Buku Loving The Wounded Soul karya Regis Machdy. Dok. Gramedia Pustaka Utama

Dalam buku Loving the Wounded Soul tersebut, terdapat beberapa cara agar bisa kembali merasakan bahagia. Apa saja?

Menumbuhkan Cinta pada Jiwa yang Terluka

Ada dua hal penting yang menurut saya menarik dari Loving the Wounded Soul. Pertama, psikologi yang menyelamatkan.

Dalam buku ini, Regis Machdy berangkat dari pengalamannya sendiri mencari kebahagiaan.

Dalam kasus Regis, mencari bahagia sama dengan melawan depresi berat yang menghantuinya sejak remaja.

Regis sempat 42 kali bolak-balik ke psikolog dan psikiater untuk sembuh dan bangkit dari keterpurukan.

Baca Juga: Mengucapkan Selamat Pagi pada Diri Sendiri Bisa Naikkan Semangat, Kok Bisa?

Psikologi punya peran penting dalam hal ini. Melawan depresi tak akan ada habisnya sebelum kita benar-benar memahami tentang depresi dan kesehatan mental.

Lewat Loving the Wounded Soul, Regis berniat menjembatani jurang antara masyarakat awam yang belum memahami isu-isu kesehatan mental dengan ilmu psikologi.

Dengan mencampurkan teori-teori psikologi dan pengalaman psikologisnya sendiri, Regis menyajikan pemahaman yang komprehensif tentang depresi dari berbagai sudut pandang dan usaha menuju hidup bahagia.

Kedua, jiwa-jiwa yang menyembuhkan. Pemahaman tentang depresi dan kesehatan mental saja tidak cukup untuk mencapai kebahagiaan jiwa.

Dibutuhkan kekuatan dari dalam untuk bisa menghadapi kesedihan yang dirasakan. Pun pada saat yang sama, dibutuhkan uluran tangan dan bantuan dari orang lain, yang menyadarkan bahwa kita tak pernah berjalan sendiri.

Pada akhirnya, Loving the Wounded Soul bukanlah sebuah buku tentang cara sukses mencapai kebahagiaan.

Buku ini juga bukan kumpulan tips keluar dari depresi dan kesedihan. Loving the Wounded Soul adalah refleksi panjang yang mengajak kita merenungkan bahwa upaya menjadi bahagia selalu bermula dari proses menumbuhkan cinta pada jiwa yang terluka.

Kawan Puan bisa membaca lebih lengkap soal menyembuhkan luka pada jiwa ini di Gramedia.com.

Kawan Puan, meski tidak mudah, mari pelan-pelan menyembuhkan luka agar kita bisa kembali merasakan kebahagiaan. 

Baca Juga: Pelan tapi Pasti, Begini Tips Menerima Diri Sendiri dengan Segala Kekurangan dan Kelebihan Kita

(*)

Penulis:
Editor: Arintya