5 Cara Dorong Kompetisi yang Sehat dalam Diri Anak, Apa Saja?

Arintha Widya - Minggu, 14 Agustus 2022
Mendorong kompetisi yang sehat dalam diri anak
Mendorong kompetisi yang sehat dalam diri anak imtmphoto

Parapuan.co - Kawan Puan, menciptakan persaingan yang sehat di dalam diri anak tidaklah mudah.

Apalagi di musim kompetisi dan banyaknya perlombaan pada momen kemerdekaan 17 Agustus 2022, setelah sebelumnya tidak ditiadakan selama 2 tahun karena Covid-19.

Agar tercipta kompetisi yang sehat, anak-anak perlu memahami untuk apa perlombaan dibuat.

Yaitu untuk mempererat silaturahmi, mengenalkan empati, mengajarkan sikap sportif, dan masih banyak lagi.

Nah, bagaimana cara orang tua menumbuhkan jiwa persaingan yang sehat pada diri anak?

Simak penjelasan lengkapnya sebagaimana dikutip dari more4kids berikut ini yuk, Kawan Puan!

1. Jelaskan Pentingnya Melakukan yang Terbaik

Bagi anak, sebuah perlombaan mungkin hanya tentang menang dan kalah, apapun jenis kompetisinya.

Maka sebagai orang tua, sebaiknya jelaskan pada mereka bahwa apapun yang dilombakan, melakukan yang terbaik tidak kalah penting.

Baca Juga: Musim Lomba 17 Agustus, Ini Tanda Anak Ikut Perlombaan yang Sehat dan Tidak

Entah akan menang atau kalah, buat anak mengerti kalau hasil tidak terlalu penting selama mereka sudah berusaha keras.

2. Berikan Contoh

Kedua, berilah contoh kepada anak tentang bagaimana menghadapi sebuah kompetisi.

Misalnya akan ikut lomba 17 Agustus dan kalah, sebagai orang tua pujilah usaha yang sudah dilakukan anak.

Dan lagi, jangan menyalahkan wasit atau kompetitor atau lainnya jika anak kalah bertanding.

3. Fokus pada Usaha Anak

Berikutnya, fokuslah pada usaha anak untuk memenangkan lomba, terlepas apapun hasilnya.

Ini akan membuat anak merasa dihargai, sehingga ia tidak takut untuk mencoba lagi lain kali.

4. Dorong Anak untuk Berlatih

Baca Juga: Cara Menjelaskan pada Anak tentang Persaingan Sehat di Perlombaan

Hal lain yang tidak kalah penting adalah mendorong anak terus berlatih untuk mengikuti kompetisi-kompetisi berikutnya.

Jika tidak berhasil di lomba 17-an, mungkin saja ia akan meraih kesuksesan di lomba antar sekolah atau yang lainnya.

 

5. Menerima Anak Apa Adanya

Tidak semua anak mempunyai jiwa kompetitif, dan mungkin saja mereka tidak menyukai perlombaan.

Ini membuat mereka tidak peduli pada kekalahan, juga tidak berharap akan kemenangan.

Kalau sudah begitu, tak perlu memaksanya ikut kompetisi. Ketahui apa yang diinginkan dan terimalah anak apa adanya.

Jangan sampai anak ikut lomba karena terpaksa dan menjadi stres atau tertekan karenanya.

Mudah-mudahan dengan begitu anak-anak secara perlahan dapat menjalani kompetisi secara sehat, ya.

Baca Juga: Anak Tertekan dan Stres Usai Kompetisi? Atasi dengan 5 Teknik Ini!

(*)

Sumber: more4kids
Penulis:
Editor: Linda Fitria