Pernah Dialami oleh Putri Mona Ratuliu, Ini Penyebab Orang Ingin Bunuh Diri

Anna Maria Anggita - Rabu, 3 Agustus 2022
Anak Mona Ratuliu sempat lakukan percobaan bunuh diri
Anak Mona Ratuliu sempat lakukan percobaan bunuh diri Instagram/@monaratuliu

Parapuan.co - Putri dari Mona Ratuliu, Mima Shafa melalui akun Instagramnya @mimashafa mengaku bahwa ia pernah melakukan percobaan bunuh diri.

Melalui pengakuannya tersebut, ia mengaku kalau diam-diam dirinya mengalami depresi.

"Selama 7 tahun aku selalu bertanya2, 'Apa yang salah sih sama aku?' di depan semua orang," tulis Mima.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by mima’s house (@mimashafa)

 Setelah mengalami fase kesehatan mental yang buruk selama bertahun-tahun akhirnya Mima mengaku kalau dirinya sudah pulih.

"Juli 2022 adalah waktu yang penting untuk aku selama 19 tahun hidup. I survived. Aku gak akan bisa lebih megenali diri sendiri kalau aku gak survive," terang Mima.

Dari apa yang dialami oleh Mima ini bisa menjadi pelajaran yang bermakna, pasalnya percobaan bunuh diri sendiri dapat dipicu oleh berbagai hal, seperti:

1. Gangguan Kejiwaan

Dilansir dari Very Well Mind, meskipun ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi keputusan seseorang untuk bunuh diri, tapi yang paling umum adalah depresi berat.

Depresi dapat membuat orang merasakan sakit emosional yang hebat dan kehilangan harapan, membuat mereka tidak dapat melihat cara lain untuk menghilangkan rasa sakit selain mengakhiri hidup mereka sendiri.

Baca Juga: Pengaruhi Kualitas Tidur, Ini 3 Jenis Mimpi Buruk yang Perlu Diketahui

Tak hanya itu saja, ada pula penyakit mental lain yang dapat meningkatkan risiko bunuh diri meliputi:

- Gangguan bipolar 

- Gangguan kepribadian ambang (BPD)

- Gangguan makan 

- Skizofrenia.

2. Stres Traumatis

Orang yang memiliki pengalaman traumatis seperti pelecehan seksual masa kanak-kanak , pemerkosaan, kekerasan fisik, atau trauma perang, akan memiliki risiko lebih besar untuk bunuh diri.

Bahkan bertahun-tahun setelah trauma, seseorang pun tetap dapat memiliki keinginan untuk bunuh diri.

Baca Juga: Manfaat Menyusui bagi Ibu, Salah Satunya Turunkan Risiko Depresi

Gangguan stres pasca trauma (PTSD) ini yang menyebabkan perasaan tidak berdaya dan putus asa yang dapat menyebabkan bunuh diri.

3. Penggunaan Zat dan Impulsif

Narkoba dan alkohol juga dapat memengaruhi seseorang yang merasa ingin bunuh diri.

Di mana alkohol dan narkoba membuat seseorang lebih impulsif dan cenderung bertindak berdasarkan dorongan yang muncul tiba-tiba daripada saat mereka sadar.

Tingkat penggunaan zat dan gangguan penggunaan alkohol juga lebih tinggi di antara orang-orang dengan depresi dan gangguan psikologis lainnya, dengan begitu risiko untuk bunuh diri pun bisa meningkat.

4. Mengalami Penyakit Kronis

Kalau ada seseorang yang mengidap penyakit kronis tanpa ada harapan sembuh, maka mereka mungkin memiliki keinginan untuk bunuhi diri.

American Journal of Preventative Medicine mengungkap ada beebrapa kondisi kesehatan berikut dikaitkan dengan risiko bunuh diri yang lebih tinggi:

- Asma

- Sakit punggung

- Kerusakan otak dan Gagal Jantung

- Kanker

- Diabetes dan Epilepsi

- HIV/AIDS

- Tekanan darah tinggi

-Migrain dan Penyakit Parkinson.

Kawan Puan, apabila kamu atau orang sekitarmu ada yang mengalami berbagai kondisi di atas disarankan untuk segera meminta bantua profesional kesehatan mental.

Baca Juga: Tak Sekadar Memberi ASI, Ini Pengaruh Menyusui terhadap Kesehatan Mental

(*)

Sumber: Very Well Mind
Penulis:
Editor: Aulia Firafiroh

Benarkah Tertawa Baik untuk Menjaga Kesehatan Mental? Ini Penjelasannya