Inspiratif! Ini 8 Politisi Perempuan Dunia yang Menyusui Anak saat Sidang Parlemen

Dinia Adrianjara - Senin, 1 Agustus 2022
Politisi perempuan yang menyusui bayi di Sidang Parlemen
Politisi perempuan yang menyusui bayi di Sidang Parlemen

Parapuan.co - Bagi sebagian perempuan khususnya ibu menyusui, memberikan ASI di tempat umum bisa menjadi hal yang menakutkan. 

Terutama di lingkungan yang masih awam dan memandang menyusui di tempat umum sebagai sesuatu yang tidak wajar. 

Namun hal ini justru dipatahkan oleh banyak anggota parlemen perempuan di seluruh dunia, yang justru membawa dan menyusui bayinya di ruang sidang. 

Dalam rangka Hari ASI Sedunia yang jatuh pada 1 Agustus ini, PARAPUAN ingin mengajak Kawan Puan mengenali beberapa politisi perempuan yang memberi contoh positif bagi publik. 

Meski sedang bekerja dan menjalani tanggung jawab profesional, mereka juga tetap mengutamakan memberi ASI bagi sang buah hati. 

Siapa saja mereka? Simak selengkapnya seperti dikutip PARAPUAN dari Indian Express.

1. Larissa Waters, Australia

Pada Juni 2017, anggota parlemen Australia ini viral menjadi perbincangan dunia setelah ia menyusui putrinya yang berusia dua bulan dalam sidang parlemen. 

Tak hanya itu saat menyusui, ia bahkan tengah mengusulkan mosi tentang kondisi penambang batu bara. Keren ya, Kawan Puan!

Baca Juga: Cegah Pelecehan di Tempat Kerja, Ratifikasi Konvensi ILO 190 Perlu Didorong

2. Willow-Jean Prime, Selandia Baru

Pada November 2017, anggota parlemen Partai Buruh dari Selandia Baru ini menyusui bayinya di Parlemen.

Pada saat itu, dia duduk di sebelah sesama anggota parlemen Kiri Allan, yang juga membawa anaknya ke Parlemen.

3. Ellen Sandell, Australia

Pada September 2017, legislator Australia di negara bagian Victoria ini menyusui bayi perempuannya saat hadir dalam sidang Parlemen Victoria.

4. Carolina Bescana, Spanyol

Pada Januari 2016, Carolina Bescana yang merupakan Deputi Spanyol membawa putranya yang masih bayi ke ruang Parlemen. 

Namun ternyata langkah beraninya itu memicu kemarahan sesama anggota parlemen. 

Dengan tegas Bescana membela tindakannya dan mengatakan bahwa sudah waktunya membawa kenyataan ke Parlemen sehingga bisa mewakili negara dengan cara lebih baik.

Baca Juga: Tutup Kesenjangan Akses Keuangan Digital bagi UMKM Perempuan, Koalisi Global Ini Diluncurkan

5. Unnur Brá Konráðsdóttir, Islandia

Di Islandia, seorang anggota Parlemen bernama membawa bayi dan menyusui bayinya itu dalam sidang. 

Ia tak menyangka bahwa di momen menyusui itu, ia dipanggil untuk menjawab pertanyaan sidang. 

"Anak saya lapar dan saya tidak mengira akan diminta berbicara, sehingga saya mulai memnyusuinya. 

"Seorang perwakilan lalu mengajukan pertanyaan proposal yang saya ajukan. Saya bisa saja meninggalkan anak saya sebentar, tapi saya bisa membawanya bersama saya dan itu sama sekali tidak menganggu," ungkapnya.

6. Victoria Donda, Argentina

Pada Juli 2015, seorang anggota parlemen Argentina bernama Victoria Donda menyusui putrinya selama pertemuan di Kongres Nasional Argentina.

7. Licia Ronzulli, Italia

Pada 2010 lalu, Licia Ronzulli membawa putrinya yang baru berusia tujuh minggu ke Parlemen Eropa. 

Baca Juga: Menilik Penerapan Hybrid Learning di Indonesia, Begini 3 Tahapannya

“Ini aneh. Kami telah melakukan banyak hal, banyak pekerjaan di Parlemen Eropa dan tidak ada pers yang berminat.

Kemudian saya datang dengan bayi saya dan semua orang ingin mewawancarai saya," ungkap Ronzulli.

8. Kirstie Marshall, Australia

Seorang mantan anggota parlemen untuk negara bagian Victoria, Australia, Marshall diminta untuk meninggalkan Parlemen saat menyusui bayinya pada tahun 2003.

Namun, masalahnya bukanlah fakta bahwa dia menyusui.

Tetapi fakta bahwa bayi itu adalah individu yang tidak dipilih dan tidak bisa menghadiri proses Parlemen.

Sejak saat itu, negara itu mengubah aturannya yang mengizinkan anggota parlemen untuk menyusui selama dengar pendapat.

Wah sangat menginspirasi ya, Kawan Puan!

(*)

Baca Juga: Gojek dan KemenPPPA Kolaborasi Dukung Perempuan Wirausaha yang Berdaya

Sumber: Indian Express
Penulis:
Editor: Dinia Adrianjara