Aset Kripto hingga Uang Digital Jadi Topik Utama Pertemuan G20, Ini Pembahasannya

Dinia Adrianjara - Sabtu, 9 Juli 2022
Mengenal perbedaan koin dan token dalam mata uang kripto.
Mengenal perbedaan koin dan token dalam mata uang kripto. Chinnapong

Parapuan.co - Aset kripto dan uang digital bank sentral menjadi topik utama dalam dua rangkaian agenda pertemuan G20 di Bali pada 11-17 Juli 2022.

Topik ini akan dibahas dalam 3rd Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) dan Finance and Central Bank Deputies Meetings (FCBD).

Beberapa tema yang akan dibahas di antaranya tren baru dalam industri digital keuangan seperti pembayaran lintas batas, aset kripto, dan CBDC.

Pembahasan akan dilakukan tentang bagaimana desain atau standar aset kripto dan CDBC, perkembangannya, serta diskusi panel yang dihadiri delegasi dari negara-negara anggota G20.

Adapun delegasi yang akan hadir terdiri dari perwakilan bank sentral. pengusaha, pejabat pemerintah, hingga akademisi.

Ketua Umum Asosiasi Perdagangan Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo), Teguh Kurniawan, menyambut baik pembahasan dalam pertemuan tersebut.

Menurutnya, pertemuan ini memfasilitasi pertumbuhan industri kripto untuk mencapai keseimbangan antara inovasi dan mitigasi risiko.

"Perkembangan aset kripto tak bisa dimungkiri sangatlah pesat. Momentum pertemuan di Bali nanti bisa dimanfaatkan tiap negara G20 untuk saling bertukar pikiran.

"Dalam hal ini tentang bagaimana perlunya pembuat kebijakan untuk mencapai keseimbangan yang tepat antara inovasi dan mitigasi risiko," ungkapnya.

Baca Juga: Didominasi Investor Muda, Ini 5 Jenis Aset Kripto Paling Diminati di Indonesia

Selain itu, ia juga berharap rangkaian pertemuan ini bisa mendorong pertumbuhan industri aset kripto dan blokchain di Indonesia.

Di samping itu, para panelis dalam pertemuan juga bisa lebih mengenal konsep CBDC yang menggunakan teknologi blockchain untuk memberi akses luas dan mendorong inklusi keuangan.

Untuk Kawan Puan ketahui, aset kripto saat ini telah diakui global dengan masuk sebagai pembahasan utama dalam agenda tahunan World Economic Forum (WEF) yang digelar Mei lalu.

Aset kripto dan blockchain kini sudah tak dipandang sebelah mata oleh pemimpin ekonomi global.

Kesempatan ini juga menjadi peluang untuk menciptakan nilai tambah yang baik.

Pokok pembahasan ini bisa menjadi acuan untuk perkembangan kripto dan blockchain ke depannya, termasuk di Indonesia.

"Kehadiran aset kripto tetap tumbuh, walau saat ini market secara keseluruhan sedang mengalami kelesuan," ungkap Teguh.

Menurutnya, kripto semakin terintegrasi dengan perekonomian global, sehingga risiko-risiko seperti itu bisa jadi memiliki beberapa justifikasi.

Meski begitu masih memungkinkan kripto dan teknologi blockchain berfungsi dengan berbagai cara dan melangkah lebih jauh lagi.

(*)

Baca Juga: Pasar Kripto sedang Alami Krisis, Pakar Sarankan Investor Lakukan Ini

Sumber: Press Release
Penulis:
Editor: Dinia Adrianjara