Review Film Thor: Love and Thunder, Drama Komedi dari Superhero yang Haus Cinta

Alessandra Langit - Jumat, 8 Juli 2022
Review dan ulasan film Thor: Love and Thunder yang sedang tayang di bioskop
Review dan ulasan film Thor: Love and Thunder yang sedang tayang di bioskop Marvel

Parapuan.co - Kawan Puan, film Thor: Love and Thunder kini sedang tayang di seluruh bioskop Indonesia.

Sejak diumumkan rilisnya Thor: Love and Thunder, para penggemar Marvel Cinematic Universe (MCU) sudah tak sabar menyambut kisah sang dewa petir.

Penjualan tiket film Thor: Love and Thunder pun habis terjual hanya dalam hitungan waktu jam setelah penjualan dibuka.

Film ini dimulai dengan Gorr (Christian Bale), yang keyakinan kuatnya pada para dewa telah berdampak pada kematian putrinya.

Ketika dia bertemu dengan dewa, Gorr diberitahu bahwa tidak ada kehidupan setelah kematian baginya, semua janji yang dibuat agama adalah palsu.

Gorr merasa dedikasinya semuanya berakhir dengan sia-sia.

Setelah itu, Gorr menjadi sang Dewa Jagal dan menjelajah ke alam semesta untuk membunuh semua dewa, termasuk Thor (Chris Hemsworth).

Ketika Thor dan krunya pergi ke Olympus untuk memperingatkan Zeus (Russell Crowe), mereka juga melihat sifat egois para dewa.

Namun, Thor merasa bahwa keinginan Gorr untuk membunuh para dewa itu tidak pantas dan harus dihentikan.

Baca Juga: Sinopsis Film Thor: Love and Thunder, Tayang di Bioskop Indonesia Mulai Hari Ini

Pertarungan antara Gorr dan Thor pun dimulai dengan sengit dan berakhir dengan momen emosional.

Komedi yang segar, pahlawan yang membumi

Kawan Puan, film Thor: Love and Thunder bukanlah film pahlawan super yang intens dan penuh dengan kengerian.

Disutradari oleh Taika Waititi, film ini memberikan kesan komedi yang segar dan menghibur untuk penonton segala usia.

Karakter Thor juga digambarkan sangat humanis dan membumi, seperti manusia pada umumnya.

Lelucon yang dilemparkan oleh Thor juga sangat relevan dengan kehidupan sehari-hari masyarakat secara global.

Masalah utama yang dimiliki oleh Thor juga sangat dekat dengan kita semua; krisis identitas dan perasaan hampa tanpa cinta.

Keinginan karakter Thor sebagai pahlawan super bukan menguasai dunia atau menjadi penyelamat, melainkan menemukan cinta.

Kehadiran Jane Foster (Natalie Portman) menjadi titik lemah Thor yang dimanfaatkan oleh Gorr untuk mengalahkan sang dewa.

Baca Juga: Tayang Hari Ini, Berikut Sederet Fakta Menarik Thor: Love and Thunder

Namun, di waktu yang sama, Jane Foster yang juga berubah menjadi Thor versi perempuan, berhasil menjadi motivasi kuat bagi Thor.

Secara keseluruhan, film ini menjawab kebutuhan pahlawan super Thor, yaitu cinta dan hidup yang tenang.

Saat di tengah medan perang, Thor pun tidak berambisi untuk menang, ia bahkan sempat menyerahkan semua keputusan akhir kepada Gorr.

Hal yang ada di hati Thor adalah keselamatan dan waktu berharga yang bisa ia habiskan bersama orang-orang yang dicintainya.

Jane Foster sang perempuan berdaya

Jane Foster digambarkan sebagai karakter perempuan yang berdaya, walaupun usianya sudah tak lama lagi karena mengidap kanker.

Namun, Jane mengatakan bahwa ia tidak ingin menghabiskan sisa hidupnya di kasur rumah sakit, melainkan di medan perang.

Jane punya kendali penuh akan hidupnya, walaupun Thor menginginkannya untuk tetap tinggal di rumah sakit.

Jane memiliki mimpi yang kuat untuk menyelamatkan hidup dan memberikan dampak positif ke banyak orang.

Bahkan saat tubuhnya tak mampu untuk bergerak lagi, Jane tetap bertarung untuk menyelamatkan anak-anak di Kota Asgard.

Cinta dan mimpi Jane Foster menjadi inspirasi bagi Thor, anak-anak muda, dan para pejuang di Asgard.

Kawan Puan, itu dia ulasan dari film Thor: Love and Thunder yang bisa kamu saksikan di seluruh bioskop Indonesia.

Baca Juga: Kata Sutradara Soal Perbedaan Thor: Love and Thunder dengan Film Sebelumnya

(*)

Penulis:
Editor: Linda Fitria