Hati-Hati Wabah PMK Jelang Iduladha, Kenali Tanda Penyakit Mulut dan Kuku pada Hewan Ternak

Maharani Kusuma Daruwati - Selasa, 5 Juli 2022
Waspadai wabah PMK di Indonesia jelang Iduladha, kenali tanda klinisnya
Waspadai wabah PMK di Indonesia jelang Iduladha, kenali tanda klinisnya TribunJabar.id/Ferri Amiril

Ketujuh serotipe juga telah ditemukan pada satwa liar, meskipun yang terakhir tidak memainkan peran penting dalam pemeliharaan penyakit. 

Sampai saat ini, satu-satunya reservoir yang dikonfirmasi pada satwa liar adalah kerbau Afrika Syncerus caffer.

PMK adalah penyakit yang terdaftar di WOAH dan harus dilaporkan ke Organisasi, seperti yang ditunjukkan dalam Kode Kesehatan Hewan Terestrial.

Itu adalah penyakit pertama di mana Organisasi Dunia untuk Kesehatan Hewan (WOAH, didirikan sebagai OIE) menetapkan pengakuan status resmi. Anggota juga dapat mengajukan permohonan dukungan resmi untuk program kontrol nasional mereka.

Tanda-Tanda Klinis

Tingkat keparahan gejala klinis akan tergantung pada strain virus, dosis paparan, usia dan spesies hewan dan kekebalan inang.

Morbiditas dapat mencapai 100% pada populasi yang rentan. Kematian umumnya rendah pada hewan dewasa (1-5%), tetapi lebih tinggi pada anak sapi muda, domba dan anak babi (20% atau lebih tinggi). Masa inkubasi 2-14 hari.

Tanda-tanda klinis dapat berkisar dari ringan atau tidak terlihat hingga parah: lebih parah pada sapi dan babi yang dipelihara secara intensif daripada pada domba dan kambing.

Tanda klinis yang khas adalah munculnya lepuh (atau vesikel) pada hidung, lidah atau bibir, di dalam rongga mulut, di antara jari kaki, di atas kuku, pada puting susu dan pada titik-titik tekanan pada kulit.

Baca Juga: Jelang Iduladha, Waspadai Gejala dan Tanda Kolesterol Tinggi

Lepuh yang pecah dapat menyebabkan kepincangan yang ekstrem dan keengganan untuk bergerak atau makan. Biasanya, lepuh sembuh dalam 7 hari (terkadang lebih lama), tetapi komplikasi, seperti infeksi bakteri sekunder pada lepuh terbuka, juga dapat terjadi.

Gejala lain yang sering terjadi adalah demam, depresi, hipersalivasi, kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan, keterlambatan pertumbuhan dan penurunan produksi susu, yang dapat bertahan bahkan setelah pemulihan.

Hewan yang terkena dampak kronis dilaporkan mengalami penurunan produksi susu secara keseluruhan sebesar 80%. Kesehatan anak sapi muda, domba, dan anak babi dapat terganggu oleh kekurangan susu jika bendungan terinfeksi.

Kematian dapat terjadi sebelum timbulnya lepuh akibat miokarditis multifokal. Myositis juga dapat terjadi di tempat lain.

Kerugian dari dampak penyakit ini bukan hanya dirasakan oleh peternak, tapi juga dapat dirasakan oleh masyarakat luas.

PMK dapat menimbulkan kerugian ekonomi yang besar akibat menurunnya produksi dan menjadi hambatan dalam perdagangan hewan dan produknya.

Terlebih di saat jelang Hari Raya Iduladha seperti sekarang ini, ada baiknya Kawan Puan lebih waspada saat mencari hewan kurban ya.

(*)