4 Fakta Menarik Bandara Banyuwangi yang Masuk 20 Besar Arsitektur Terbaik di Dunia

Ericha Fernanda - Jumat, 10 Juni 2022
Bandara Banyuwangi masuk 20 besar arsitektur terbaik di dunia pada ajang Aga Khan Awards for Architecture (AKAA).
Bandara Banyuwangi masuk 20 besar arsitektur terbaik di dunia pada ajang Aga Khan Awards for Architecture (AKAA). ADE PRASANTO

Parapuan.co - Kabar gembira, Bandara Internasional Banyuwangi di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur berhasil masuk 20 besar arsitektur terbaik di dunia.

Bandara tersebut terdaftar dengan kategori Green Airport dalam ajang Aga Khan Awards for Architecture (AKAA) 2022.

Sebagai informasi, AKAA adalah ajang pemberian penghargaan tertua pada bidang arsitektur yang dilaksanakan setiap tiga tahun sekali.

Selain fokus pada karya-karya arsitektur, penghargaan ini jga mendukung konservasi, peningkatan kualitas lingkungan, dan aspirasi budaya.

"Kabar gembira lagi dan sebuah kebanggan untuk Indonesia. Bandara Banyuwangi masuk nominasi kompetisi arsitektur kelas dunia, bersanding dengan puluhan karya arsitektur lain dari berbagai negara. Bandara ini menjadi bandara hijau pertama di dunia," tutur Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dalam akun Instagram pribadinya, (9/6/2022).

Fakta Menarik Bandara Banyuwangi

Mlelansir Yuk Banyuwangi, ada berbagai fakta menarik Bandara Banyuwangi yang membuatnya tampak berbeda dan berciri khas. Yuk, cari tahu!

1. Mengusung konsep green airport pertama di Indonesia

Bandara Banyuwangi dibangun dengan konsep tropis dan penghawaan alami, serta beberapa struktur bangunan pakai barang daur ulang.

Baca Juga: Pantai Pulau Merah Banyuwangi Jadi Hidden Gem, Ini 5 Fakta Menariknya

Tidak ada kaca, tetapi bangunan terminal bandara menggunakan banyak kayu yang sebagian besarnya merupakan kayu bekas.

Uniknya lagi, bandara ini memiliki desain interior yang sangat minim sekat sehingga sinar matahari bebas masuk ke terminal bandara.

Bagian menarik berikutnya dari pembangunan bandara tersebut adalah hampir di setiap sudut terminal, dimana para pengunjung dapat melihat kolam ikan.

Tak berhenti sampai disitu, pengunjung juga akan dibuat terpukau dengan adanya banyak tanaman hijau.

2. Atap bandara mengadopsi rumah Suku Osing

Selain memiliki konsep hijau dan ramah lingkungan, terminal Bandara Banyuwangi juga mempunyai keunikan dalam arsitektur bangunannya.

Hal itu tampak pada bagian atap terminal bandara yang mengadopsi budaya khas masyarakat Osing sebagai suku asli Banyuwangi.

Bentuk budaya lokal lainnya yaitu Kiling, sebuah kincir angin sebagai budaya lokal Suku Osing yang terdapat pada bagian depan bandar udara.

Para penumpang juga bisa melihat pemandangan persawahan hijau dan pemandangan aktivitas di bandara dari lantai dua.

Baca Juga: Hidden Gem Banyuwangi Ini Bernuansa KKN di Desa Penari, Mana Saja?

3. Bandara Banyuwangi mengangkat budaya Indonesia

Selain mengusung konsep hijau, Bandara Banyuwangi menjadi bandara pertama yang menerapkan Eco Terminal secara efisien dari segi pengelolaan dan pemeliharaannya di Indonesia.

Banyak wisatawan, arsitek, tokoh nasional, dan publik secara umum mengakui bagaimana konsep green Airport Bandar Udara Banyuwangi tersebut berhasil mencuri perhatian.

Konsep unik dengan ciri khas lokal di Bandara Banyuwangi bisa menjadi contoh bagi daerah lain yang ingin membangun bandara dengan cara adopsi kearifan lokal masing-masing daerah.

4. Andra Matin, arsitek Bandara Banyuwangi

Andra Matin adalah arsitek profesional yang telah berulang kali memperoleh kepercayaan dalam merancang berbagai bangunan khas di Banyuwangi.

Menariknya, sebelumnya dialah sosok arsitek di belakang pembangunan masjid pendapa Banyuwangi.

Andra dipilih sebagai arsitek untuk Bandara Banyuwangi dengan tujuan untuk transfer pengetahuan bagi arsitek nasional ke lokal.

Nah, itulah fakta-fakta menari Bandara Banyuwangi yang masuk 20 besar arsitektur terbaik di dunia, Kawan Puan.

Baca Juga: Jadi Salah Satu Lokasi Syuting Yowis Ben 3, Ini Hidden Gem di Banyuwangi Selain Kawah Ijen

 

Sumber: Yuk Banyuwangi
Penulis:
Editor: Dinia Adrianjara

Rangkaian Acara Hari Tari Dunia 2024 di Solo: Menampilkan Pagelaran Trilogi Tari