"Kami ingin hal ini dapat menjadi tujuan pula bagi ide bisnis baru yang akan berkompetisi dan berkolaborasi di DSC 2022," tambah Edric.
Model bisnis berkelanjutan yang diusung DSC tidak lepas dari isu krisis iklim, ketimpangan sosial, kesetaraan gender, dan isu-isu lainnya.
Sedangkan, Ketua Dewan Komisioner sekaligus Program Founder DSC, Surjanto Yasaputera mengatakan jika para pengusaha yang mengikuti kompetisi DSC diharapakan tidak melupakan nilai keberlanjutan yang menjadi dasar dari usahanya.
"Keberlanjutan tidak hanya dinilai dari model atau tujuan bisnis itu sendiri. Seringkali sesuatu hal yang menjadi fondasi dari bisnis luput dari perhatian. Di DSC 2022, kami akan kembali melakukan penilaian yang menyeluruh, memastikan bisnis tidak hanya memiliki nilai keberlanjutan, namun juga benar-benar memiliki akar yang kuat agar dapat bertahan, berkembang dan relevan," jelas Surjanto.
Menurut Surjanto, DSC juga membantu untuk membangun ekosistem bagi para pengusaha di Indonesia.
Ada beberapa hal yang perlu pengusaha pahami saat mulai terjun ke dalam dunia bisnis.
"Ada pergeseran antara ide bisnis. Bagi kami, yang akan kami nilai adalah wirausahawannya. Yang pertama harus dipahami oleh wirausahawan adalah paham ekosistem bisnisnya, target market, dan attitudenya," terang Surjanto.
Tak hanya itu, ia juga menambahkan jika ada prinsip 3P yang harus dimiliki oleh seorang pengusaha dalam mendirikan bisnis.
"Ada tiga prinsip yang pengusaha harus pahami, yaitu 3 P (paham, piawai, persona)," tambahnya.
Baca juga: 7 Ide Bisnis Jasa Online Tanpa Modal yang Bisa Mendatangkan Cuan
