Cara Mengolah Sampah Skincare, Beauty Enthusiast Wajib Tahu!

Ericha Fernanda - Rabu, 8 Juni 2022
Mengolah sampah skincare agar tidak mencemari lingkungan.
Mengolah sampah skincare agar tidak mencemari lingkungan. jchizhe

Parapuan.co Skincare atau produk perawatan kulit menjadi sebuah kebutuhan penting untuk menjaga elastisitas dan kecerahan kulit.

Rutin menggunakan skincare bermanfaat untuk menjaga kulit tetap sehat, bersih, dan berkilau demi menunjang penampilan.

Namun, penggunaan skincare berpotensi berdampak buruk bagi lingkungan hidup karena meningkatnya jumlah sampah skincare.

Terlebih, jika kamu menggunakan rangkaian skincare berlapis-lapis atau teknik layering yang banyak macamnya.

Semakin banyak skincare yang digunakan, semakin besar jumlah sampah kemasan yang dihasilkan di rumah dan tempat pembuangan akhir (TPA).

Tak heran, banyaknya industri kecantikan saat ini menjadi salah satu penyumbang limbah terbanyak pada lingkungan.

Selain itu, adanya sampah produk skincare yang tergolong sulit untuk didaur ulang karena hanya sekali pakai.

Sebab, kebanyakan kemasan produk skincare terbuat dari material plastik yang tidak ramah lingkungan dan butuh waktu lama untuk terurai.

Oleh sebab itu, sebagai pengguna skincare dan beauty enthusiast, penting untuk bertanggung jawab atas sampah yang dihasilkan.

Baca Juga: Bisa Berbahaya, Hindari Beli 5 Barang Ini dalam Kondisi Bekas

Maurilla Sophianti Imron, founder Zero Waste Indonesia, mengatakan, untuk menjaga lingkungan hidup dari sampah skincare adalah memilih produk kecantikan dengan kandungan senatural mungkin yang tidak berdampak buruk terhadap lingkungan seperti air dan tanah.

Setelah itu, memilih produk lokal guna mengurangi emisi karbon untuk impor barang, serta pilih produk yang bisa diisi ulang untuk meminimalkan penggunaan plastik.

Selain itu, usahakan untuk memilih produk skincare dengan kemasan dan packaging yang ramah lingkungan.

"Selain itu, memilih produk yang memiliki dropping point untuk mendaur ulang," ucap Maurilla, mengutip Kompas.com.

Maurilla menambahkan bahwa kemasan plastik justru punya nilai ekonomi lebih tinggi dan menghasilkan energi lebih sedikit daripada kemasan kaca.

Namun, harus memilih dan mendistribusikan sampah skincare ke tempat yang dapat mengolahnya dengan baik.

Sebab, kalau membuang plastik begitu saja ke TPA akan sangat sulit terurai, bahkan mencemari lingkungan.

Sebagai informasi, kini sudah mulai banyak produk kecantikan lokal yang menyediakan dropping point untuk daur ulang sampah skincare.

Sehingga, kamu bisa mengembalikan kemasan produk skincare yang sudah habis ke tempat tersebut agar tidak mencemari lingkungan.

Baca Juga: Jangan Dibuang, Manfaatkan Sikat Gigi Bekas untuk Kebutuhan Rumah Tangga Ini

Recycle dan Upcycle

Selain memilih produk yang tepat, lanjut Maurilla, cara menjaga lingkungan hidup dari sampah skincare adalah mendaur ulang atau recycle.

Kemudian, memanfaatkan kembali botol kosong produk kecantikan atau empties dengan cara upcycle.

Maurilla menjelaskan, recycle melibatkan penghancuran dan pengubahan material untuk membentuk material baru yang bernilai ekonomi.

Misalnya, packaging plastik dicacah menjadi pelet plastik, kemudian dilelehkan, dan dibentuk menjadi packaging baru. 

"Upcycle itu menjadi barang baru yang berguna dengan tidak mengubah bentuk asli dari barang tersebut seperti untuk wadah sabun cair, vas bunga, atau kerajinan lainnya di rumah," tuturnya.

 

Namun, Maurilla mengatakan proses recycle relatif sulit dilakukan di rumah secara mandiri sehingga pilihan yang bisa dilakukan adalah upcycle atau reusing.

"Jadi, sebaiknya mengirimkan sampah produk skincare ke komunitas daur ulang sampah untuk di-recycle," kata Maurilla.

Jadi, itulah penjelasan tentang bagaimana cara mengolah sampah skincare guna menjaga lingkungan hidup ya, Kawan Puan.

Baca Juga: Jangan Dibuang, Ini 5 Manfaat Koran Bekas yang Jarang Diketahui!

(*)

Sumber: Kompas.com
Penulis:
Editor: Linda Fitria