Platform temanQu Bantu 10 Juta UMKM Dapat Sertifikasi Halal

Firdhayanti - Rabu, 25 Mei 2022
Apresiasi MPR RI Bambang Soesatyo kepada Yayasan Al Muttaqien Care atas platform digital temanQu.
Apresiasi MPR RI Bambang Soesatyo kepada Yayasan Al Muttaqien Care atas platform digital temanQu. Dok. event

Jika biasanya cuma seratusan ribu sertifikat per tahun, tahun ini menjadi 10 juta tahun.

Menurut Bamsoet, hal ini tentu membutuhkan keberanian, usaha, dan dukungan dari semua pihak, termasuk Yayasan Al Muttaqien Care. 

Hal ini juga sesuai dengan visi Presiden agar Indonesia jadi pusat halal dunia tahun 2024 ini.

“Jika usaha BPJPH yang didukung maksimal oleh semua pihak, termasuk Yayasan Al Muttaqien Care dan seluruh elemen bangsa lainnya, ini juga menguatkan harapan sahabat saya, Gus Menteri, sesuai amanat UU Jaminan Produk Halal, agar urusan sertifikasi halal itu ditangani secara serius oleh negara, bukan ormas,” imbuh penerima tanda kehormatan Bintang Jasa Utama ini.

Usai menerima pengurus Yayasan Al Muttaqien Care, di Jakarta, Ketua DPR RI ke-20 ini menjelaskan berdasarkan laporan State of Global Islamic Economy Report 2020-2021.

Tingkat konsumsi pangan halal dunia tahun 2024 diprediksi naik dari USD 1,17 triliun pada 2019 menjadi USD 1,38 triliun.

Sementara konsumsi mode muslim akan meningkat dari USD 277 miliar menjadi USD 311 miliar.

Menurut Bamsoet, peningkatan itu  tidak hanya terjadi di negara-negara mayoritas penduduk muslim seperti Timur Tengah, melainkan juga negara-negara mayoritas nonmuslim lainnya, seperti di kawasan Eropa.

Sebab para konsumen non muslim juga meyakini keberadaan label halal tidak hanya terkait agama, tetapi juga terkait kebersihan dan keamanan sebuah produk. 

Baca Juga: Simak! Ini Cara Mendapatkan Sertifikasi Halal BPJPH untuk Pelaku Usaha

Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini menerangkan produk halal ekonomi syariah dunia terdiri atas enam jenis.

Yakni makanan, mode, pariwisata, kosmetik dan farmasi, energi baru terbarukan, dan keuangan syariah.

Menurutnya, Indonesia bisa menjadi pemain utama di industri makanan dan mode.

"Sebagaimana kajian Bank Indonesia, industri makanan dan mode muslim, bisa menyentuh seluruh lapisan masyarakat, mulai dari petani, pesantren, hingga perusahaan besar. Industri ini memiliki mata rantai panjang sehingga memberikan nilai tambah ekonomi yang lebih besar," pungkas Bamsoet.

(*) 

Penulis:
Editor: Linda Fitria