Jubir Kemenkes Siti Nadia Tarmizi Jelaskan Langkah Pencegahan Hepatitis Misterius pada Anak

Anna Maria Anggita - Selasa, 3 Mei 2022
Pencegahan hepatitis misterius pada anak menurut Jubir Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi.
Pencegahan hepatitis misterius pada anak menurut Jubir Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi. SPmemory

- Buang air kecil berwarna teh tua

- Buang air besar berwarna pucat

- Kejang dan penurunan kesadaran

Kasus pertama hepatitis misterius

Sejak secara resmi dipublikasikan sebagai KLB oleh WHO, jumlah laporan terus bertambah, tercatat lebih dari 170 kasus dilaporkan oleh lebih dari 12 negara.

WHO pertama kali menerima laporan pada 5 April 2022 dari Inggris Raya mengenai 10 kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis of Unknown Aetiology ) pada anak-anak usia 11 bulan-5 tahun pada periode Januari hingga Maret 2022 di Skotlandia Tengah.

Kisaran kasus terjadi pada anak usia satu bulan sampai dengan 16 tahun.

Bahkan 17 anak di antaranya (10 persen) memerlukan transplantasi hati, dan satu kasus dilaporkan meninggal.

Gejala klinis pada kasus yang teridentifikasi adalah hepatitis akut dengan peningkatan enzim hati, sindrom jaundice (penyakit kuning) akut, dan gejala gastrointestinal (nyeri abdomen, diare, dan muntah-muntah).

Sebagai catatan, sebagian besar kasus tidak ditemukan adanya gejala demam.

Penyebab dari penyakit tersebut masih belum diketahui.

Pemeriksaan laboratorium di luar negeri telah dilakukan dan virus hepatitis tipe A, B, C, D, dan E tidak ditemukan sebagai penyebab dari penyakit tersebut.

Adenovirus terdeteksi pada 74 kasus di luar negeri yang setelah dilakukan tes molekuler, teridentifikasi sebagai F type 41.

SARS-CoV-2 ditemukan pada 20 kasus, sedangkan 19 kasus terdeteksi adanya ko-infeksi SARS-CoV-2 dan adenovirus.

Dari adanya kasus yang terjadi baik di Indonesia maupun di luar negeri, pihak Kemenkes meminta masyarakat untuk segera mengunjungi Fasilitas Layanan Kesehatan (Fasyankes) terdekat apabila mengalami sindrom penyakit kuning.

"Tentunya kami lakukan penguatan surveilans melalui lintas program dan lintas sektor, agar dapat segera dilakukan tindakan apabila ditemukan kasus sindrom jaundice akut maupun yang memiliki ciri-ciri seperti gejala hepatitis" tutup dr. Nadia.

Baca Juga: 6 Penyebab Perempuan Sakit Perut Setelah Melakukan Hubungan Suami Istri

(*)