Uang THR Cair untuk Membangun Bisnis atau Investasi, Mana yang Lebih Baik?

Ratu Monita - Senin, 11 April 2022
Sisa uang THR, untuk investasi atau bisnis?
Sisa uang THR, untuk investasi atau bisnis? melimey

Sementara untuk risiko, tentu ada kemungkinan nilai investasi turun atau bahkan anjlok dalam waktu cepat dan tidak menentu.

Terutama, jika memilih investasi tinggi risiko seperti reksa dana saham atau trading saham.

Untuk itu, disarankan memilih investasi yang lebih aman.

2. Bisnis

Selanjutnya, jika ingin memulai bisnis, maka keuntungan yang pasti diperoleh adalah memiliki aset yang dikelola sendiri.

Selain itu, bisnis yang dimiliki bisa dikembangkan di kemudian hari.

Misalnya, jumlah THR yang ada sebesar Rp3 juta, maka kamu bisa saja membeli smartphone khusus untuk membuka jasa sebagai penulis yang me-review makanan atau menjadi content creator.

Tak hanya itu, bisa juga membangun merek bisnis sendiri, seperti homemade kue kering, lalu proses bisnisnya dapat kamu atur sendiri. 

Dapat dikatakan, pengelolaan bisnis memang lebih fleksibel, namun sayangnya risiko bisnis tak bisa kita pilih.

Kalau tidak rajin dan melakukan usaha yang keras, alih-alih memperoleh peruntungan banyak yang ada bisa rugi besar dan gulung tikar.

“Boleh dibilang risiko di bisnis itu lebih tinggi dibanding risiko investasi yang biasa. Karena kalau investasi yang biasa, kan, lebih terukur risikonya dan kita bisa pilih," ujar Tejasari.

Makanya dalam berbisnis harus ada kelanjutan dan komitmen selain menyisihkan uang untuk modal, seperti memikirkan strategi pasar dan persaingan.

"Kalau tidak siap, belum bisa intens berarti tidak usah (bisnis), pilih investasi saja. Tapi kalau benar-benar berniat mau punya bisnis, ya mari dimulai. Siapa tahu jadi langkah pertama yang baik,” pungkas Tejasari.

Jadi, dalam pengelolaan uang THR pertimbangkan kembali tujuannya jika ingin digunakan sebagai investasi maupun bisnis, karena keduanya sama-sama memiliki risiko. 

Baca Juga: 4 Hadiah Pengganti Uang THR yang Bisa Diberikan ke Anak saat Idulfitri

(*)

 

Sumber: Nova
Penulis:
Editor: Maharani Kusuma Daruwati