Penduduk asli Amerika juga memiliki fringe khas mereka sendiri yang terbuat dari sisa pakaian dan bahan yang biasanya mereka gunakan adalah kulit.
Tahun 1920-an merupakan masa keemasan fringe fashion, sebab dress pada masa itu memiliki bahan mewah dengan cutting longgar, yang kemudian dilengkapi dengan fringe sebagai ornamen pelengkap.
Namun tak lama setelah itu, fringe fashion tak lagi populer. Kemudian ia kembali menjadi tren pada tahun 1950-an dengan gaya yang lebih variatif.
Tak hanya hadir sebagai ornamen pada dress, tetapi juga motorbike jackets dengan embellished gloves.
Popularitas fringe fashion kemudian berlanjut sampai 1960-an sampai 1970-an dengan banyaknya desainer yang mengeluarkan koleksi fringe, yang kemudian dipakai oleh berbagai selebritas terkemuka.
Fringe di masa sekarang
Dewasa ini, fringe fashion bisa dibilang kembali populer dan makin variatif. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya aksesori yang dilengkapi dengan fringe.
Ya, selain pakaian, fringe juga ditemukan di aksesori penunjang lainnya, termasuk cowboy boots sekalipun.
Baca Juga: Perdana Jadi Model Tapi Sudah Go International, Ini Penampilan Nafa Salvana di Milan Fashion Week
