Survei IBCWE Tunjukkan Toxic Masculinity di Tempat Kerja Masih Tinggi

Firdhayanti - Jumat, 18 Maret 2022
Toxic masculinity menjadi hal yang berdampak negatif pada dunia kerja.
Toxic masculinity menjadi hal yang berdampak negatif pada dunia kerja. nadia_bormotova

Parapuan.co -  Di masyarakat kita, Kawan Puan kerap mendengar bahwa laki-laki tak boleh meminta bantuan dan menunjukkan perasaannya. 

Namun tahukah kamu bahwa ternyata berbagai anggapan itu disebut dengan istilah toxic masculinity.

Istilah toxic masculinity merupakan anggapan mengenai perilaku laki-laki yang terbentuk oleh masyarakat atau sosial. 

Indonesia Business Coalition for Women Empowerment (IBCWE), koalisi perusahaan yang berkomitmen untuk mempromosikan pemberdayaan ekonomi perempuan dan kesetaraan gender telah meluncurkan hasil survei mengenai toxic masculinity. 

Survei yang dilakukan pada bulan Februari 2022 itu memotret peran maskulinitas salah kaprah dalam dinamika kesetaraan gender di tempat kerja.

IBCWE  juga bekerja sama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) dan berkolaborasi dengan FWD Insurance Indonesia, dan dukungan dari PT Bank BTPN, L'Oréal Indonesia, serta Pemerintah Australia melalui program Investing in Women.

“Survey ini memetakan sepuluh toxic masculinity yang ada di dunia kerja di Indonesia dan kebanyakan responden setuju dengan adanya maskulinitas salah kaprah ini," kata Maya Juwita, Direktur Eksekutif IBCWE. 

Artinya masyarakat Indonesia pada umumnya masih memiliki standar yang sulit dicapai oleh laki-laki.

Standar yang tidak dapat dicapai inilah yang bisa mendorong perilaku atau budaya kerja yang negatif.

Baca Juga: Toxic Masculinity Hilangkan Koneksi Ayah dan Anak Laki-Laki, Kok Bisa?

Penulis:
Editor: Citra Narada Putri